Sex And The Prison

 

Kisah ini menceritakan sepak terjang seorang pemerkosa maniak yang licik dan kejam. Sersan Dua Aryanti adalah seorang anggota Polwan yang cantik dan menggairahkan, kulitnya putih mulus tubuhnya sintal berisi tinggi badannyapun cukup lumayan, sehingga banyak orang bilang Aryanti tidaklah cocok untuk menjadi seorang anggota Polwan, dia lebih cocok menjadi seorang fotomodel atau artis wajahnyapun mirip dengan artis ternama Wulan Guritno. Apalagi diusianya yang ke-20 tahun ini, kecantikannya semakin menjadi ibarat sekuntum bunga mawar yang sedang merekah.

Saat ini Aryanti ditugaskan sebagai petugas pengawas di sebuah rumah tahanan, dia sedang menjalani masa tugas percobaan selepas dari pendidikan kepolisiannya beberapa minggu yang lalu. Pada suatu senja yang mendung, setelah apel sore Aryanti ditugaskan untuk mengontrol sebuah blok yang letaknya agak terpencil di sisi belakang kompleks rutan tersebut. Selimut senja dan mendung telah menutupi awan, suasana rutanpun menjadi remang-remang adanya, hujanpun turun deras seiring dengan langkah Aryanti melewati lorong-lorong sunyi di dalam kompleks tersebut.

Dengan langkah yang mantap Aryanti berjalan melewati sel-sel kosong dan gelap yang sudah tidak terpakai lagi, goyang tubuhnya pun menggairahkan apalagi dia memakai seragam dinas harian polisinya yang agak ketat, roknyapun seperti kekecilan potongannya diatas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, pantatnyapun terlihat padat sintal yang apabila berjalan pantatnya bergoyang menggairahkan dan saking ketat ukuran roknya maka garis celana dalamnyapun terlihatjelas.

Senja itu Aryani harus mengontrol seorang tahanan yang berada di blok sel paling belakang. Yang membuat hatinya berdebar-debar adalah bahwa tahanan tersebut ternyata adalah seorang pemerkosa dan pembunuh para wanita yang diganjar hukuman 15 tahun penjara, kini dia telah menjalani masa tahanan sekitar 2 tahun. Hati Aryani semakin berdebar tak karuan tatkala langkahnya hampir tiba di sebuah ruangan yang agak terang walau remang-remang. Dan akhirnya tibalah dia disel sang pemerkosa itu, terlihat olehnya sosok pria berusia 40-an tahun memandangi dirinya, berbadan tinggi kekar dan tubuhnya dipenuhi oleh hiasan tattoo, rambutnya panjang sepundak dan kumal. Pria itu memandangi seluruh tubuh Aryanti dengan mata yang melotot seolah seperti seekor singa yang siap menerkam mangsanya.

“Selamat malam Pak Frans, inspeksi rutin”, ujar Aryanti.
Tugas Aryanti hanyalah mengontrol situasi dan kondisi sel tersebut, setelah dirasakan beres maka selesailah tugasnya dan bisa segera pulang meninggalkan tempat tugasnya. Setelah dirasa semuanya beres-beres saja, Aryantipun segera membalikkan badannya hendak berlalu meninggalkan sel tersebut, namun tiba-tiba Frans, sang tahanan, meminta tolong dengan memelas.

“Dik…tolonglah aku ini dik…seluruh badanku pegal dan linu, udara didalam sini agak pengap, aku sendirian disini, aku butuh seseorang untuk melampiaskan sesuatu….tolonglah dik…”.

Mendengar ini, Aryanti menghentikan langkahnya, dan memalingkan pandangannya ke arah Frans sang narapidana.
“Ada yang bisa saya Bantu Pak…?”, Tanya Aryanti.
“Iya…dik…tolonglah pijitkan punggungku yang pegal ini…., rasanya mau patah”, ujar Frans dengan memelas.

Untuk beberapa saat lamanya Aryanti terdiam dan berpikir, akhirnya dengan pertimbangan kemanusiaan, Aryanti menyanggupinya apalagi diluar hujan semakin deras, daripada harus basah-basahan melintasi blok-blok tahanan lebih baik menunggu disini pikirnya.
“Baiklah, tapi awas jangan macam-macam ya…”, ujar Aryanti sambil mengeluarkan kunci sel dari saku roknya.
“Ok…ok…baiklah…”, ujar Frans.

Masuklah dia didalam sel Frans, walau hatinya berdebar-debar namun entah kenapa hal ini dia lakukan seperti ada sesuatu yang membuatnya tak berdaya menolak kemauan Frans. Setelah mengunci pintu sel, Aryantipun mendekati Frans yang kini tertidur tengkurap.
“Bagian mana yang sakit ?”, ujar Aryanti, sambil duduk disamping tubuh Frans.
“Ini dik punggungku sakit sekali, tolong diurut saja”, kata Frans.

Demikianlah akhirnya Aryanti mengurut dan memijat punggung Frans dan Franspun terlihat menikmatinya. Sampai beberapa menit lamanya tiba-tiba Frans berkata
” Non Polwan, mau engga non melayani aku ?” .
Setengah kaget Aryanti menjawab pertanyan Frans itu
“Melayani apa ?”.
“Aku sudah lama enggak merasakan kehangatan tubuh perempuan”., jawab Frans.

Aryantipun seketika itu terdiam dan Frans tiba-tiba membangkitkan tubuhnya, mendekati Aryanti yang duduk terdiam itu.

“Ayolah nona cantik….aku ingin sekali merasakan kenikmatan tubuhmu”, ujar Frans, tangannyapun secara perlahan mulai meraba pundak Aryanti yang masih tertunduk bisu.

Seperti tersihir Aryantipun memandang wajah Frans itu dengan tatapan mata yang sendu, tangan Aryanti mulai mengusap-usap rambut Frans yang kumal. Perlahan-lahan namun pasti Frans merapatkan wajahnya kearah wajah Aryanti yang masih terpana,

“Nona Polwan kau sungguh-sungguh cantik….kau santapanku malam ini”.
Sampailah akhirnya bibir Frans ke bibir Aryanti, tanpa buang-buang waktu lagi dilumatkannyalah bibir Aryanti yang merah merekah indah itu, dengan bernafsu Frans mengulum bibir Aryanti dan mengecup-ngecupnya, Aryanti hanya bisa pasrah saja menerima serbuan bibir Frans yang kasar dan bau itu, karena diam-diam Frans telah menghipnotisnya sehingga secara tak sadar dia tunduk pada bandit itu “Hmmmhh… ehemmmm…”, begitulah Aryanti mendesah-desah melayani serbuan bibir Frans.

Keringat mulai membanjiri seragam polwannya itu, kedua tangan Aryanti juga meremas-remas rambut Frans dengan kerasnya. Mulailah tangan kanan Frans meraba paha Aryanti, mengusap-ngusapnya dan akhirnya menyelip kedalam rok dinasnya Aryanti terus hingga kepangkal pahanya. Serbuan bibir Franspun bergeser kebawah kini mengarah kepada leher Aryanti, dikecup-kecupnyalah leher yang indah itu. Tangannyapun kini menyelinap kedalam celana dalam Aryanti hingga sampailah ke daerah yang paling sensitive dan pribadi itu, yaitu kemaluan Aryani.

Kini jari-jari Frans yang aktif dengan menggosok-gosok kemaluan Aryanti yang masih ranum itu dan akhirnya jari tengahnya menyusup kedalam lobang kemaluan Aryanti yang sudah basah itu.

“Aakh…oouuuhhh…”, Aryanti merintih-rintih kecil, matanya terpejam, badannya menggeliat-geliat karena serbuan jari Frans dikemaluannya itu. Sementara itu bibir Frans masih sibuk mengecup, mengulum leher Aryanti. Setelah puas dengan ini Frans tiba-tiba mengangkat tubuh Aryanti untuk berdiri, kembali Frans mengulum bibir Aryanti, sambil kedua tangannya mengangkat rok Aryanti hingga sebatas pinggang. Kembali Aryanti hanya bisa pasrah saja ketika roknya terangkat hingga kedua pahanya yang putih mulus itu terlihat.

Setelah itu Frans merebahkan Aryanti di dipan tempat tidurnya dan melorotkan celana dalam Aryanti yang berwarna putih itu, hingga kemaluan Aryanti yang bersih indah dan ditutupi bulu-bulu halus yang tidak begitu lebat itu terlihat.

“Waaww…mimpi apa aku ini, malam ini aku bisa mendapatkan bidadari cantik yang perawan”, ujar Frans sambil menatap tajam ke arah kemaluan Aryanti.

Dan Frans segera melepaskan celana tahanannya.
“Oh…”, Aryanti menjerit kecil ketika melihat kemaluan Frans yang besar dan kekar itu. “Pak Frans….”, rintih Aryanti sambil menatap mata Frans.
“Ayolah sayang…malam ini aku perawanin kau….”,balas Frans sambil mengarahkan kemaluannya ke kemaluan Aryani.

Dengan cekatan Frans memegangi kedua kaki Aryanti, dilipatnya kedua kaki Aryanti itu sampai lututnya menyentuh dada dan direntangkannya kedua paha itu selebar bahu. Kini lobang kemaluan Aryanti terkuak lebar siap untuk diserbu. Dengan nafsu yang menggila Frans menanamkan kemaluannya dilobang kemaluan Aryanti dan “Aakkhhh….. ooouuuuuhhhh… oohh… Fffraanns…Ooh …”,

Seketika itu Aryanti menjerit suaranya memecah kesunyian lorong-lorong sel yang gelap dan sepi itu. Sekuat tenaga Frans menanamkan kemaluannya dilobang kemaluan Aryanti, berusaha memecahkan tembok keperawannya, dan Aryantipun mengejang-ngejang menahan rasa sakit yang tiada taranya, badannya mengeliat-geliat namun ditahan oleh cengkraman tangan Frans yang kuat itu. Seluruh seragam dinas polwannya telah basah oleh keringat yang mengucur deras.

Gerakan Frans semakin kuat memompa kemaluannya, hingga badan Aryantipun menghentak-hentak dengan kerasnya seirama dengan gerakan memompa Frans.

“Aakkh…akhh…oougghh…”, Aryanti terus merintih-rintih matanya terpejam seolah merasa kepedihan tiada tara dan airmatanya melelehmembasahi pipinya hingga akhirnya,
“Akkkh………”, Aryanti merintih keras seiring dengan mengucurnya darah segar dari kemaluannya.

Namun Frans semakin menggila memompakan kemaluannya, gerakannya kini semakin cepat dan keras, iramanya teratur, sampai-sampai tubuh Aryanti ikut terhentak-hentak dengan keras, rintihannyapun semakin lemah namun teratur
” Oouh…ooh…ah…aouhh…”.

Setelah beberapa menit lamanya, tiba-tiba tubuh Frans mengejang keras,cengkramnnya menguat dan akhirnya diapun berintih keras
“AAAAAkkhhhhh….”, seiring dengan itu muncratlah cairan kental didalam lobang kemaluan Aryanti Crooot…crooot…crooot beberapa detik lamanya, Aryantipun juga merintih panjang
“Oouuuuuhhhhhh….”, seluruh tubuhnyapun mengejang keras badannyamenegang.

Setelah itu kedua tubuh insan tadipun lemas lunglai, ambruk tiada daya, dimana posisnya tubuh Frans yang telanjang bulat masih menindih tubuh Aryanti yang masih mengenakan seragam Polwan lengkap namun roknya terangkat keatas, rambutnya yang panjang sedada telah terurai dan kedua tubuh nerekapun basah oleh keringat yang mengucur deras.
Kini Sersan Aryanti pun pingsan didalam pelukan Frans sang narapina pemerkosa, dengan senyum puas Frans memeluk tubuh Aryanti sambil mengusap-usap rambut Aryanti, tak disangka ilmu hipnotis milikinya yang telah menelan banyak korban ternyata masih berfungsi. Dengan santai dia mengambil kunci penjara dari saku baju Aryanti dan berhasil kabur dari penjara itu. Dia telah siap memulai kembali aksi-aksi brutalnya.

Tunggu kisah berikutnya dimana Frans mengalahkan lalu memperkosa seorang detektif wanita yang memburunya juga kisah Frans dan komplotannya merampok sekelompok mahasiswi di yang sedang liburan di sebuah villa lalu memperkosa mereka serta kisah-kisah lainnya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts