Rahasia Dibalik Layar

Tulisan yang muncul ditengah kegabutan malam. Apalah daya mungkin nggak sebagus yang sudah sudah karena ditulis di tengah kegabutan. Belum berani berjanji akan ada kelanjutannya karena RL begitu padat dan para zombie tengah merayap di halaman…

Namaku Georgio, biasa dipanggil Gio. Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahku seorang bekerja sebagai staff di kedutaan negara yang membuat kami sekeluarga hidup dengan kondisi perekonomian yang berkecukupan. Teman temanku bilang, aku beruntung karena memiliki paras yang tampan. Aku merasa paras tampanku itu berasal dari paras elok ibuku yang menurun padaku.
Meskipun memiliki keuangan yang berkecukupan akibat uang jajan yang gede untuk remaja seusiaku, aku mendapat masalah di awal-awal kuliahku. Kenapa? Mari kiceritakan.

Kisahnya berawal dari aku yang memiliki pacar untuk pertama kali, jujur kuakui dia sangat cantik. Meskipun memiliki satu hal kekurangan, namun kecantikan wajahnya menutupi kekurangan itu. Mungkin karena aku yang terlalu polos atau terlalu royal, uang jajan bulanan yang sewaktu SMA selalu tersisa, kini mendadak ludes karena kupakai kencan, beli hadiah, sampai buat ketemuan dan makan di berbagai restoran keluarga bareng pacar.

Hah, koo bisa? suara diseberang juga ikutan panik Setelah aku mengutarakan masalahku.
Ya gitu beb, namanya juga kelupaan
Harusnya kamu sisihkan dulu, terus gimana?
Pinjem dulu dong, bulan depan aku ganti… ujarku membujuknya.
ya gak bisa, aku kan juga harus bayar kuliah, lucu kalau aku nyambi kerja, tapi minta duit ke papa mamaku buat bayarkan?
Lha terus aku ini gimana? aku jujur sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Karena meminjam uang ke pacarku adalah opsi terakhir.
Pinjam siapa gitu, temenmu atau bilang aja uang spp kampus hilang
mana percaya papaku, beb… Sekali aja pinjam…
Nggak pokoknya, enggak… Titik

Telepon pun ditutup dengan seketika. Kepala terasa pusing, solusi pun nggak dapat.
Dua hari kemudian, aku pun mendapat ide bagus. Mencari pekerjaan sambilan seperti pacarku. Ada yang dibayar perhari dengan nomilan lumayan besar, pokoknya kalau sampai dua minggu bisa cukup buat bayar spp. Tapi saat kuutarakan sama pacarku, dia menolak.

Yang bener aja, kamu anak pejabat, masa mau jadi kuli sih… Di pasar pula, malu dong… Kasian juga papamu

terus kamu minta aku gimana? Maling kayak di game Gta gitu, nembakin sekuriti bank? Ya kali kalau hidupku bisa di cheat kayak Gta…
Isssh… Bukan gitu, maksudnya aku, kan masih ada kerjaan lain… Ditempat aku aja, butuh karyawan… Biar kita juga bisa ketemu setiap hari…
Beb, aku itu butuh uang cepat, di tempatmu kan Cuma satu bulan gajiannya…
Aku talangin dulu… Bulan depan, uang dari kantor aku yang ambil ujarnya sambil senyum senyum.
Dari kemarin kan aku emang pinjam duit ke kamu, tapi katanya nggak boleh… Gimana sih
Ini beda cerita mas ganteng, kamu kalau kerja dulu kan namanya ada tanggung jawabnya, gak duduk manis aja dirumah dia menoyor kepalaku begitu saja.
sakit bego… ujarku ganti menyentil dahinya.

Akhirnya kesepakatan itu berbuah manis. Uang spp kampus dibayar tepat waktu. Sementara jadwal kuliahku kugeser jam malam, tentunya seusai bekerja di kantor si beb. Ngomong-ngomong, si beb melarangku kerja jadi kuli atau kasar, tapi kalian tahu di kantornya aku jadi apa? Nanti juga tahu. Ya pokoknya semua masalah sudah tuntas dan begitulah ceritanya.

Krik krik krik…

Apa begini aja sudah cukup? Udah gini aja? Ga ada lanjutannya? Salah forum?
.
.
.
.
GIOOOOOOO…

Sebentar, aku dipanggil.

Nanti kulanjutkan…

Permisi bu…
Kamu itu bikin kopinya lama banget nyari biji kopinya ke mana? Ke arab? Ke Brazil? Atau ke???
Ke kandang luwak bu…
Lain kali kalau disuruh jangan ditinggal ngobrol sama temanmu, peringatan buat kamu ya…
Siap bu Melody ujar seorang Gio kepada majikannya.

Ya, kalian bisa menebakkan aku kerja apa? Yups, office boy. Dan saat aku memprotes hal ini ke ayang bebku, dia Cuma berkata…

Kan biarpun jadi ob, kalau dikantorku gak bakal ketahuan kan mas ganteng… Orang orang juga gak tahu kamu ini anak pejabat…
Beb… Aduh
Udah selamat bekerja… Aku ke ruanganku dulu
Makasih lho… buat punishmentnya, sayang.

Si beb Cuma tersenyum, mengibaskan rambutnya, lalu berjalan dengan indahnya ke arah ruangannya. Bener-bener wanita idaman, tinggi semampai dan juga punya bentuk tubuh yang nenggemaskan. Menggemaskan dimataku tentu saja, kalian nggak usah.

Nah perusahaan ayank beb ini lumayan gede sih, walau aku gak tahu juga gedenya apakah sampai lantai bawah atau enggak, yang jelas aku mengurusi bagian atasnya saja. Aku punya 4 rekan kerja. Kita sebut saja Ob 1 Ob 2 dan aku. Sementara satunya adalah pimpinan para Ob, sebut saja namanya pak Jo. Bukan maksudku menghina beliau, tapi emang pak Jo ini termasuk kurang berkaca pada cermin di ruang Ob kita. Aku pernah mencuri dengar ketika ayank beb menjengukku ke ruangan kerjaku, markas Ob maksudku. Dia dengan kurang ajarnya mengatakan bisa ngentotin pacarku ke dua ob lainnya. Bayangkan kalian diposisiku? Pingin nggak rontokin giginya? Masa bapak bapak umur 60 an, kulitnya bapuk, mau ngentotin si beb yang masih mulus.

By the way, orang kantor gak ada yang tahu aku pacaran sama si beb. Taunya aku temen kuliah yang lagi butuh duit buat ikut ujian semester. Ayang beb, melarang keras aku membuka jati diriku. Ada larangan yang disebut golden rules, semua pegawai dilarang pacaran. Pegawai punya beristri atau bersuami, pengecualian.

hari ini kalian lembur ya… Soalnya jam 7 malam, kita pakai ruangan buat rapat…

Bu Melody ini emang gatau diri. Sudah ngegaji kecil, masa malam minggu malah disuruh lembur. Yang lain sih seneng seneng aja. Lha aku sama si ayang beb mendadak kesal sampi mengutuk si bu bos. Jadwal yang kita susun pun berantakan. Kan bisa dijadwal ulang? Itu kalau Cuma makan aja sih bisa, ini jadwal khusus sebulan sekali, jadwal buat bikin kita berdua awet muda.

Kamu kesel ya? tanya Ob 1 yang sedang duduk di sebelahku, sama sama menunggu rapat selesai.
ya iyalah, aku kan punya jadwal malam mingguan mas… ujarku sambil memainkan ponselku, main game battle royal.
disini kecuali senin… Udah biasa lembur sewaktu waktu…
Loh iyakah? aku masih fokus membidik musuhku, mengarahkan tepat di kepalanya.
Perusahaan penghasil idol kayak kita ini, liburnya malah senin, kalau sabtu minggu, job banyak… Wajar kalau rapat di hari Sabtu, besok pasti ada yang manggung… dijawab oleh Ob 2.

Sepanjang aku bekerja dua minggu disini, aku baru sadar tentang perusahaan ini hari ini. Mungkin karena aku terlalu fokus bekerja, atau juga karena kesibukanku Cuma di area staff, jadi aku jarang ketemu para idola atau artis di perusahaan ini.

Berarti banyak artis? tanyaku penasaran.
Nggak juga, kita ini perusahaan pengorbit, bukan perusahaan jadi… Jadi semacam sekolah gitu… Yang lulus, bisa jadi artis independen…
oalah gitu ya mas… kataku sambil menembak lagi musuh musuhku.

Tak terasa, sejam lewat dan rapat belum selesai. Ada banyak chat dari si ayang beb yang menanyakan kenapa belum selesai. Aku mengabaikan dan tetap asik main battle royal, percuma aku jawab nanti malah merengek.

Kurang satu… ujarku dengan semangat.
Wah hebat juga, aku sudah tua mana bisa main begituan, tapi anakku sih jago kata si Ob 1
Yak, sekarang tak dor… Dia… aku siap menekan ikon fire, namun mendadak pintu ruangan rapat terbuka. Konsentrasiku teralihkan dan kudengar suara dor dor dor.

YOU FAILED, KILLED BY…

Oke makasih. Aku membatin sambil menendang dinding yang kita pakai senderan sedari tadi. Segera kami berempat, masuk dan mulai beres beres ruangan. Kalau mulai terbiasa membereskan ruangan sebesar ini, aku mulai dengan asiknya memunguti sampah sampah yang tercecer di lantai.

Kalian beres beres dulu, aku ada keperluan sama bu Melody… ujar Pak Jo yang meninggalkan ruangan dengan tergesa gesa.
Selalu mencari alasan gerutu ob 2.

5 menit kemudian, aku pun meminta ijin ke dua rekanku untuk membuang sampah ke bawah. Jelas kedua ob ini tak keberatan. Diantara kami berempat sama sama malas kalau urusan membuang sampah ke bawah lalu balik naik ke atas lagi. Kenapa? Karena pas membawa sampah kita harus lewat tangga darurat, tidak diijinkan naik lift.

Dengan membawa dua kresek besar, aku pun turun menuju ke bawah, melalui tangga darurat yang benar benar bikin kesal. Butuh waktu sepuluh menit lebih dengan rasa ingin muntah karena menuruni tangga memutar ini. Akhirnya setelah tiba, segera aku buang sampahnya, merapikan ceceran sampahnya dan bersiap kembali ke atas.

Namun, melihat situasi kantor yang mulai sepi, kulihat pukul 11 malam di jam tanganku. Aku pun nekat memakai lift buat naik ke atas. Bisa kaku kedua kakiku kalau langsung naik ke atas sekarang via tangga darurat. Akhirnya aku masuk lewat pintu belakang dan berniat naik lift dari sana. Kebetulan saat menekan lift yang ada di area parkir atau basemen, aku melihat sekelebat bayangan yang menuju ke arah gudang penyimpanan di lantai basemen. Mungkin markasnya para Ob wilayah basemen kali, aku kurang tahu juga karena baru kerja dua minggu dan ditempatkan di bagian atas.

Instingku merasakan ada keganjilan dari penampakan bayangan itu. Mungkin saja itu maling atau rampok yang mau bersembunyi terlebih dahulu di gudang, toh dia sudah sukses masuk gedung kantor ini. Maka dengan keberanian yang ada, akupun melangkah ke sana juga, mengikuti arah bayangan itu tadi. Kuputar knop pintu pelan-pelan supaya enggak menimbulkan kecurigaan dari dalam. Pelan-pelan aku mengendap-endap dari belakang lemari dan betapa kagetnya aku. Pak Jo, tengah bersama gadis muda seumuran ayang beb, hanya berdua saja di ruangan seperti ini.

Kamu enaknya saja mau kabur dari saya…
pak, kenapa bapak masih mengganggu saya, apakah bapak kurang puas merusak hidup saya selama ini?
Hooo merusak katamu? Bukannya kamu sendiri yang minta tititku memuaskanmu?

Dia barusan bilang apa? Itu pelecehan. Itu karena pak Jo mengatakannya sambil memperagakan gerakan menyetubuhi. Tapi tadi dia berkata kalau gadis yang berdiri di depannya lah yang datang minta dipuaskan oleh pak Jo, jadi mana yang benar diantara mereka berdua? Aku jelas bingung. Aku hanya orang baru yang tidak tahu apa-apa soal semua ini.

Itu karena anda menjebak saya…
Menjebak katamu!!! Dengan apa orang sepertiku menjebak calon artis seperti mu?
eee…
hahahaha… Dengan ini…

Pak jo mengangkat tangannya, dia lalu menjentikkan jarinya dan seketika tubuh gadis itu seperti orang lemas jatuh ke lantai. Meskipun dia nampak masih sadar, kedua kakinya nampak tidak mau berdiri menopang tubuhnya lagi.

jentikkan jariku, nampaknya sudah begitu akrab di alam bawah sadarmu ya? Sampai kamu tunduk begini… ujar pak Jo yang membuatku tidak paham apa maksud ucapannya.
Nah, mulai tugasmu… Baru aku akan melepaskanmu… ujarnya dengan begitu sombongnya.

Gadis itupun mengangguk. Seketika, kedua kakinya seolah kembali mendapat energi. Dia lantas berjongkok di depan tubuh bagian bawah pak Jo. Tangannya kemudian membuka resulting celana pak Jo dan begitu terbuka, menyembullah penis milik pak Jo yang sudah nampak mengeras itu di depan wajahnya. Ukurannya benar-benar besar sekali. Punyaku, tidak ada apa-apanya.

nah ayo mulai Yuvia ujar pak Jo sambil mengelus kepala gadis itu. jadi namanya Yuvia.

Dengan tangan yang nampak gemetar, dia mulai meraih penis itu dan mengocoknya pelan. Aku merasa janggal dengan tangan yang gemetar itu, apakah artinya Yuvia sebenarnya menolak perintah dari pak Jo? Fix, ini adalah hipnotis, namun aku baru tahu yang model seperti ini.

Mmmhhppphh!! suara yang keluar dari mulut Yuvia yang kini telah dipenuhi oleh penis hitam legam milik pak Jo.

Ukuran jumbo penis itu membuatnya mulut mungil Yuvia tidak bisa menampungnya. Dijambaknya rambut Yuvia sembari memaju-mundurkan pinggulnya dengan kasar. Aku bisa melihat air mata menetes dari sudut mata milik gadis itu. Sekitar sepuluh menit lamanya, Yuvia harus merelakan mulutnya disetubuhi dengan kasar. Setelahnya, aku melihat pak Jo menekan kepalanya sambil melenguh panjang.

bangsaaatt makan nih pejuh gue budaak
Mendengar kalimat itu, aku bisa menebak kalau pria brengsek itu barusaja menembak isi penisnya di dalam sana.

Yuvia pun terbatuk-batuk begitu penis itu tercabut dari mulutnya. Nafasnya juga terlihat terengah-engah. Disaat bersamaan, ponselku bergetar, pesan masuk dari ayang beb membuatku gelagapan. Aku memfokuskan konsentrasiku untuk membalas pesan chat dari pacarku itu agar bisa segera fokus ke depan sana.

Saat aku kembali melihat ke depan, mulut pak Jo sudah dengan rakusnya tenagh menjilat dan menyedot putting milik Yuvia yang pakaian atasnya telah tersingkap beserta bra warna hitamnya. Jika dibanding milik pacarku, milik Yuvia jelas kalah jauh, namun jika dari sisi penyuka gadis loli, jelas porsinya adalah mendekati sempurna. Sementara mulutnya sibuk dengan dada, tangan pak Jo nampak sibuk mengobel-obel sesuatu yang ada dibalik rok yang dia pakai. Ah, iya, Yuvia memakai satu set pakaian mirip seragam sekolah, entahlah aku kurang paham seragam sekolah mana.

Waktu berjalan begitu cepat, aku terus mengamati satu persatu tindakan cabul leader Obku itu. Tubuh Yuvia nampak telah dibasahi oleh keringatnya. Wajahnya juga nampak memerah disertai deru nafasnya yang makin memburu. Dari sini aku mulai paham, seperti pacarku, Yuvia juga cuma gadis biasa, dirangsang terus-terusan, tubuhnya pasti bereaksi juga. apalagi saat ini kepala pak Jo ada di dalam sana, pasti mulutnya tengah sibuk dengan kemaluan milik Yuvia. mendengar desahan desahan pasrah milik Yuvia, aku jadi terangsang, sialan, harusnya malam ini jadwalku dengan pacarku terganggu karena lemburan kantor.

Aku yang terangsang berat mulai kehilangan kesadaranku. Perlahan, aku mengeluarkan penisku dan mulai membayangkan situasi mereka berdua berubah. Seolah olah aku dan pacarku yang berada di posisi itu. dimana, pacarku merespon permainan lidahku dalam pagutan kedua bibir kami. Dia mendesah tertahan, seolah tidak bisa menahan gelombang birahi yang menerpanya, saat tanganku tengah menggerayangi segenap penjuru tubuhnya.

Lid I need You Now ujarku lirih, sambil mengocok pelan. Sementara di depan sana, sudah terjadi proses penetrasi.
aahhh!! rintih Yuvia ketika penis pak Jo yang besar itu menerobos vaginanya.

Mengabaikan rasa perih yang mungkin ada pada vagina Yuvia, pak Jo terus berusaha memasukkan penisnya sambil melenguh-lenguh. Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya, nampak penis itu masuk seluruhnya ke vagina itu. segera ia menggoyangkan pinggulnya, mula-mula gerakannya perlahan, tapi makin lama kecepatannya nampak makin meningkat. Mulut mungil Yuvia nampak tidak bisa menahan suara desahan ketika pak Jo menusuk ke depan, menarik dan kembali menusuk ke depan.

Menit demi menit berlalu, si pria brengsek masih bersemangat menggenjot Yuvia. sementara aku juga tak kalah semangat mengocok penisku sendiri. Aku bisa merasakan beberapa kali hpku yang disaku bergetar cukup lama, pasti pacarku menelponku berulang-ulang. Kini Yuvia dan pak Jo tengah melakukan gaya dimana si pria memangku si wanita. Bukan hal aneh kalau ada kursi di gudang ini kan? tanpa disuruh, Yuvia pun memacu dan menggoyangkan pinggulnya pada pangkuan pak Jo. Aku kini ragu kalau dia tengah terkena hipnotis seperti sebelumnya, ini memang nalurinya, naluri seks gadis loli bernama Yuvia.

Dengan posisi seperti saat ini, Pak Jo sangat diuntungkan karena dapat mengenyot payudara milik Yvia sambil turut menikmati goyangan pinggulnya. Kedua tangannya meraih sepasang gunung kembar itu, mulutnya lalu mencium dan mengisap putingnya secara bergantian. Sialan, aku ingin ke tempat pacarku sekarang, tapi kalau keluar bisa melewatkan tontonan bagus ini. keduanya lalu berpagutan sampai Yuvia mendesis panjang dengan tubuh mengejang, tangannya mencengkram erat-erat lengan kokoh milik pak Jo. Sungguh dahsyat orgasme yang didapatnya. Aku segera bangkit dan keluar dari ruangan itu, ku kirimi pesan ke pacarku dan mengatakan tugas bersih bersih baru selesai. segera aku ambil barangku dan bergegas ke tempat kos miliknya, tentu saja ada trik untuk masuk ke kamarnya.

kok sampai jam segini? tanya pacarku.
beb, ngobrolnya nanti saja
eh??? Jangan bilang kalau???
iya aku lagi terangsang berat
habis ngintipin siapa di kantor???

Aku tidak menjawab, aku buru-buru memagut bibirnya. Seolah paham situasinya, tidak ada perlawanan dan penolakan darinya.

Lid junior malam ini polosan ya? ujarku sambil menekan saklar lampu kamar. Otomatis ruangan kamar pun menjadi gelap.
jangan macem-macem kamu ujarnya sambil mencubit pinggangku. Terbayang ekspresi muka cemberutnya meskipun dalam kegelapan ini.

Pelan terdengar juga di telingaku…

Go ahead and take your time, boy you gotta feel secure,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts