CERITA SEX ABG BISPAK

Namaku Heri, tinggal di Jakarta. Pada suatu hari aku berangkat ke kota bogor, tujuan nya untuk mencari kaset-kaset lawas iwan fals. Sebab menurut seorang kawan, kaset kaset jadul di jual oleh pedagang emperan di tidak lebih lebih taman topi atau bisa jg di sepanjang jalan dewi sartika bogor. Aku berangkat sendiri ke bogor dgn menggunakan KRL jabotabek, angkutan rakyat jelata yg jauh dari kesan nyaman apabila di pagi dan sore hari.

Singkat cerita, perburuan kaset iwan fals jadul tdk sukses. Terbukti disana ada pedagang kaset semacam yg di katakan kawan itu. Tp sayang, kaset Bang iwan lagi gak ada. -cerita sex terakhir- Yg ada koleksi berbagai kaset lawas dari penyanyi lain yg aku gak minat. Dgn sedikit sedih aku meninggalkan area taman topi. Tdk jauh-jauh aku bergerak. Cuma menyeberang jalan doang, sebab kulihat di depan dept store populer tersedia penjual es krim. Santapan lezat kesukaanku.

Yah, walau pun usiaku sdh 23 tahun, tp soal es krim tetap favorit di lidah. Di depan dept store itu pun aku membeli es krim cone. Tdk ada kamus canggung atau malu menjilati es krim cone sambil berdiri di depan lobi, di tengah tidak sedikit orang lalu lalang masuk dan keluar dep store itu.

Cerita mesum terakhir, Ku nikmati saja kebahagiaan es krim ini sambil mataku menonton kemacetan angkot di depan yg menaik turunkan penumpang. Belum lagi pemandangan rombongan orang yg baru keluar dari stasiun kereta yg menuju ke jalan raya di depanku.. ketika sedang asyiknya menjilati es krim itu, ada suara yg menegur
“kayak anak kecil aja makan es krim” spontan mataku mencari datangnya suara.

Di sebelah kiri tersedia berbagai orang. Entah dari mulut yg mana suara tadi meluncur. Dalam tanda Tanya besar mencari suara siapa tadi, 2 cewek cekikian. dirinya memakan kaos oblong , menggunakan rok abu-abu. itu rok seragam SMA dgn tas meyilang di dadanya Tentu salah satu dari mereka berdua yg tadi nyeletuk pikirku. Tp gak ada urusan. Bodo amat. Aku pun melanjutkan agenda jilat menjilat es krim.
“Bang, kok tetap doyg es krim sih?. Kan udah gede” Semacam dugaanku semula.

Nyatanya salah satu dari cewek SMA ini yg nyeletuk tadi. Saat ini jelas, sebab berkataya langsung di hadapanku.
“emang kalo udah gede gak boleh” jawabku santai
“ya boleh aja sih, tp gak lazim gitu” jawabnya lagi.
“udah bilang aja kalo minta di beliin” sahut kawan satunya mesem-mesem
“pake agenda basa-basi segala”
“siapa yg minta di beliin yeee…..” tukas tuh si cewek. Aku tertawa bahagia menonton kelakuan dua ABG ini.

Tanpa pikir panjang aku memperkenalkan es krim terhadap salah satu cewek tadi. Dan nyatanya benar, si cewek satunya yg katanya tdk minta di beliin es krim mau jg waktu aku tawarin. Dan kita pun berkenalan dgn dua cewek sma cantik itu.. Namanya Vani Dan Lusi. Vani cewek yg menegurku itu berperawakan bohai, bekulit bersih cenderung kuning dgn tinggi kurang lebih 160Cm. sementara Lusi sedikit lebih tinggi bertubuh langsing dan berkulit putih.

Dalam dialog ngalor ngidul itu tiba-tiba ada seorang pria setengah baya menghampiri kami. Atau lebih cocoknya terhadap dua cewek sma; Vani dan lusi. Dari gaya pembicaraannya bisa kuketahui bahwa mereka semacam sdh bikin janji. Dan nyatanya benar aja, si pria setengah baya itu berangkat mengangkat lusi pergi. Dalam perdiksi ku si pria itu merupakan pria hidung belang, om-om bahagia yg terbuktigsa ayam Sekolahan. Maksudku si ayam nya itu lusi. iseng –iseng aku Tanya Vani
“mau kemana tuh Van?”
“Mau tahu aja…. “kata Vani
“kok kalian gak ikut?”
“orang dirinya maunya lusi doang”
“terus kalian mau kemana?”
“ya maen disini aja nunggu sore. males pulang gini hari, beTe di rumah” kata Vani
“kecuali kalian mau ngajak pergi, ya aku mau” Akhirnya aku mengundang Vani makan di fastfood yg ada di area taman topi.
Dalam hati akau terus yakin bahwa Vani merupakan pecun sma yg sedang mencari mangsa. Aku sendiri tdk begitu peduli dgn profesinya, apalagi untuk menggunakannya semacam pria pria hidung belang yg gatel mencari nonok cewek abg atau sma. Bagiku menuntaskan birahi, menyemprotakn sperma ke nonok cewek sdh lumayan terhadap pacarku saja. Gak butuh bayar. Dan gak takut jg kena penyakit kelamin. Kalau pun ada resiko paling cewek ku hamil, yg itu berarti aku wajib mempercepat perkawinan, itu saja.
Sambil makan di resto fastfood itulah akhirnya Vani membuka siapa dirinya, tergolong jg siapa lusi dan pria yg membawanya tadi. Vani bahkan terang-terangan mengundang check in walau bahasanya di bumbui dgn canda. katanya lagi horny banget. Di tambah lagi waktu ngeliatku tadi ngejilatin es krim. Katanya dirinya lagi pengen ngejilat dan di jilat. Karuan saja dialog penuh syahwat itu membikin penisku ngaceng berat. Obatnya, Ya wajib si tumpahin nih oli di peler.
Dag dig dug jantung berdegup seirama dgn nyut nyut penisku yg terus keras. Bayangan wajah pacarku sesekali melintas di sela tatapanku terhadap pecun sma Vani. Ketakutan tertular penyakit kelamin membikin sedikit birahiku menurun. Tp apa lacur godaan tubuh montok anak sma menjadikanku kembali pada naluri ingin mencicipi. Dan akhirnya aku dan Vani pun meninggalkan resto fast food menuju hotel melati yg jaraknya hanya di tempuh dgn jalan kaki saja. Apa yg terjadi? Sdh bisa di pastikan bahwa aku dan Vani sedang menuju perburuan birahi.
Bahkan ketika baru masuk ke kamar hotel agenda itu sdh di mulai. Bermula ketika Vani langsung menyambar penisku dgn tangan dan membuka celanaku. Dari sanalah Vani begitu bernafsu mengisap dan mengocok penis yg terus keras. Vani sangat agresif, seusai membuka seluruh pakaianku, aku pu di telentangkan di kasur. Aku sendiri menikmat di perperbuat demikian. Sedikit memberbagi perlawanan hanya dgn tanganku yg mereras toket dan pahanya. Aku baru benar bekerja ketika Vani sudah membuka semua pakaiannya dan memberbagi nonoknya ke wajahku untuk ku jilati dgn posisiku yg tetap telentang.
‘oghhh…..aghh…terus ….terus Di…..oghhh….enak….iya gitu……….oghhhhh” Entah mana yg benar, Vani terbukti seorang pemain berpengalaman atau terbukti sedang horny berat, gerakan gerakannya sangat liar, itu yg membikin gairahku terus menggebu.
Sesekali aku melirih ke wajahnya yg merem melek ku jilati. Aku jg memainkan jari-jemari ini ke celah nonoknya. menar- nari di dalam, dan kadang aku membernamkan seluruh jariku hingga masuk…
‘ogghhhh……mmmppphhhh…..ogggg…..….” Vani kemudian berbalik. Dgn posisi 69, kita berdua saling memberbagi kenikmatan.
Tp itu tidak lama, sebab Vani kembali mengubah posisi semacam semula. Yaitu aku teletang dan Vani memberbagi nonoknya ke lidahku. Di posisi inilah Vani orgasme….
‘ogghhhhh…… mmmppphhh…..agghhh….agghhhhhh…. aku keluar…..aku keluar…oghh…… oghhhh” Vani sdh hilang control bokongnya bergerak cepat, nonoknya mebeai kasar wajahku. Aku gelagapan. Tidak bisa lagi memperhatikan detik- demi detik ketika nonok Vani menari-nari di wajahku. Vani sdh orgasme. Saat ini giliranku.
Dgn posisi konvesional, bless….aku membenamkan penisku ke dalam nonok Vani yg sdh basah. Inilah kali kedua aku merasakan nonok cewek selai punya pacarku. Begitu terus aku memompa pecun sma ini. Hingga akhirnya Vani orgasme lagi.
Sementara ketika aku orgasme, aku memberbaginya ke mulut Vani untuk di jilati. Dari semula Vani terbukti beramanat ingin menjilai dan memelan spermaku apabila aku muncrat. Kata Vani sperma ku lebih enak dari pada es krim. Tidak butuh aku mempercayai omongannya yg penting aku bisa menikmati nonok anak pecun sma ini.
Seusai istirahat sebentar aku kembali ngentot Vani untuk yg kedua dgn klimaks yg sama, menumpahkan spermaku di mulutnya. Vani terbukti menarik. Keindahan tubuh dan kepandaainnya bermain ranjang membikin aku ketagihan. Maka aku meminta permainan sekali lagi. Tp tdk langsung, Sebab kita berdua keluar kamar hotel dulu untuk makan roti bakar dan susu ovaltin untuk mengisi tenaga. Seusai itu, ya aku ngentot lagi dgn pecun sma bernama Vani.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts