Cerita Gay – mobil goyang

CERITA SEX GAY,,,,,,,,,

Suatu hari temanku mengajak bertemu
di salah satu mall di Jakarta.
Sayangnya semua mobil di rumahku
sudah pergi, hanya tinggalsebuah mobil
Alphard yang besarnya seperti gajah
yang tersisa. Terus terang di antara
semua mobil, inilah salah satu mobil
yang paling tidak aku suka, selain
karena besar juga sedikit susah
mengendarainya. Karena tidak punya
pilihan, aku memberanikan diri untuk
membawanya. Entah apa yang terjadi
walau hari dan jam kerja, parkiran di
mall tersebut penuh. Aku mengelilingi
tempat parkir berkali – kali hingga
sampai di lantai 3, dimana seorang
penjaga parkir menyadari bahwa aku
sedang mencari tempat parkir. Setelah
memarkirkan kendaraanku di sudut
dengan mudahnya (untungnya), hp-ku
berbunyi. “Den, sorry. Gua bakal agak
telat nih. Tadi ada tamu mendadak.
Sekarang gua jalan ya?” “Gua dah
nyampe nih. Jangan terlalu lama ya,”
jelasku sambil memerhatikan tukang
parkir yang membantuku tadi. “Cakep
juga nih orang.” Karena terkesan
sedikit lama di mobil, tukang parkir
tersebut datang menghampiriku. “Ada
masalah, Pak?” “Gak kok, cuman lagi
nyari barang nih. Gak tahu taruh
dimana saya,” Jawabku sambil
memancingnya sendikit. “Mau
dibantu?” “Boleh. Aku lagi nyari
pematik.” Sambil membantu
mencarikan pematik yang memang
kusembunyikan di jok bawah mobil,
aku memerhatikan tukang parkir
tersebut. Bau keringat jantannya dapat
kurasakan dengan kuat dengan baju
seragamnya yang sangat ketat di
tubuh. Sesaat penisku mulai
menegang.“Jadi enggak enak nih
dibantu nyari barang pas lagi kerja
gini,” Kataku. “Ah, enggak apa apa kok.
Kalau ada yang bisa dibantu ya aku
bantu juga. Lagipun sudah jadi tugas
kami untuk membantu semua tamu.”
“Semuanya? Bantu apa aja nih?”
Tanyaku. “Ya, semuanya,” Jawabnya
sambil melihat ke arahku dengan mata
nakal. Dengan berani, aku mendekati
dan mencium bibirnya yang merah itu.
“Ntar kelihatan orang, Pak.” Aku
membawanya ke bagian
tengahdimana aku yakinkan bahwa
tidak akan ada yang bisa melihatnya
dari luar karena kaca film yang
dipasang. Kami langsung mulai
bercumbu kembali sambil memegang
tonjolan di celana masing – masing.
“Kontolnya gede juga, Pak.” “Kamu
juga nih, Mas.” Aku menarik
reseletingnya dan menurunkan celana
beserta celana dalamnya langsung.
Terlihatlah penisnya yang sedang
ngaceng dengan arah sedikit ke kanan.
“Wow, Kepalanya besar banget,”
Komentarku. Penisnya benar – benar
terlihat seperti jamur. Kepala penisnya
jauh lebih besar daripada batangnya.
Aku tak kuasa menahan ludahku yang
terus keluar untuk menikmati “jamur
panggang’ miliknya. Langsung kulahap
penisnya. Aku merasa sesak sesaat
dan ketika sedang mengambil nafas, ia
langsung membuka celanaku. Ia
terkejut karena aku tidak
menggunakan celana dalam. Setelah
burungku keluar dari sarangnya, ia
langsung melahapnya seperti seekor
kucing yang kelaparan. “Ahh, enak
enggak?” “Hmmphhh…” Jawabannya
yang terdengar seperti ia tak dapat
menahan laparnya. Aku kemudian
menggulingkan badannya kebawah
dan kami melakukan 69. Ia terlihat
sangat nafsu sekali. Aku memegang
buah pantatnya yang ketat itu.
Kuremas dengankencang dan ia
mendesah dengan kuat. Kami
kemudian kembali ke posisi semula.
“Pak, anda hebat sekali ya.” “Ya dong.
Eh, mau enggak aku masukin kamu?”
Tanyaku sambil berbisik di kupingnya
dan kumainkan penisnya yang besar
itu. “Disini, Pak? “Ya, mau ya? Aku
horny banget lihat badan dan penismu.
Ia hanya mengangguk. Untungnya
dalamdompetku tersisa 1 buah kondom
dengan gel-nya. Ia mulai menungging
dan setelah memakaikan kondom
pada kontolku, dengan gel yang ada,
pelan – pelan aku lumuri lubangnya
dan juga penisku. “Ahh… Pelanan ya,
Pak. Aku jarang dimasukin.” Pelan –
pelan aku mulai memasukan penisku
ke dalam lubangnya. Ia terlihat sedikit
kesakitan tapi akhrinya dapat
kumasukan semuanya. “Lubangmu
sempit banget. Enak banget nih,
“Kesanku sambil kukocok penisnya
yang besar itu. Aku sedikit kesusahan
mengocok penisnya berhubung setiap
kali kukocok tanganku tak kuasa
mengenai leher kontolnya. (jadi bisa
dibayangkan seberapa jauh
perbandingan badan dan kepala
penisnya kan?) “Terusin, Pak. Terusin.
Ah, enak banget dimasukin ama
bapak.” Kami seakan terbakar oleh
gairah dan nafsu binatang yang liar.
Dapat kurasakan betapa kencangnya
mobilku bergoyang. Tak lama aku
kemudian mencabut kontolku. “Kenapa
dicabut, Pak?” “Ganti posisinya. Kamu
duduk di kursi biar kita bisa saling
hadapan.” Aku kembali memasukan
penisku kedalam lubangnya yang ketat
sambil kukocok dengan cepat
kontolnya. Dapat kurasakan bahwa
sebentar aku akan mencapai orgasme.
Langsung kukeluarkan kontolku dan
kucabut kondom yang kupakai.
Seketika ia langsung mengocok
kontolku dan kemudian melahapnya.
“Arrgggghhh….” Semburan pejuku yang
banyak keluar di mulutnya yang rakus
akan susu segar yang baru saja
diperahnya. Aku mengeluarkan
kontolku dalam mulutnya dan
meneteskan beberapa tetesan terakhir
pada kontolnya. “Ah, terusin,
Pak….terusin…cepat….ahhhh.” Ia pun
menyemburkan pejunya yang banyak
di dadanya. “Aku puas banget hari ini.
Dah lama aku enggak nge-sex sehebat
ini. Makasih ya, Pak.” Tak lama setelah
berbenah, hp-ku berbunyi dan temanku
sudah menunggu di salah satu café di
mall tersebut. Sewaktu aku kembali ke
tempat parkir setelah makan siang,
tukang parkir tersebut sudah tidak ada
di tempat. Kini salah satu pengalaman
sex-ku yang menarik hanya tinggal
kenangan berhubung aku lupa
menanyakan nomer telepon dan
namanya.,,,,,,,,,,,

Related posts