Bu Dita Minta di Hamilin

– Bu Dita Minta di Hamilin | Siang itu setelah makan siang aku mendapatkan telfon dari ibu dita yang dulu mewawancarai saat masuk ke kantor yang sekarang saya kerja dan tentu nya saya sangat menghormati beliau

Halo bu, selamat siang sapa saya menjawab telpon.Halo Romy.. jawab dia Riang sekali.

Ada yang saya bisa saya bantu tanya saya, basa-basi sih.

Ah enggak cuma ngecek kamu aja. Dah makan siang tanyanya ramah.

Oh sudah bu, baru ajaa jawabku.

Gimana kerja disini, ada masalah tanya bu Dita lagi.

Wah enggak bu, tapi memang saya baru mulai sih, baru membiasakan diri dengan keadaan kerja disini jawab saya singkat.

Gimana gajinya, dah cukup tanyanya dengan suara menggoda.

He..he..he.. maunya sih tambah lagi bua jawab saya sambil tertawa.

Hah.. segitu aja udah tinggi kan balas bu Dita.

Iya bu, becanda tadi.. jawabku singkat.

Oh.. kirain. jawabnya. Eh Romy nanti sore sehabis kantor kamu ada kerjaan gak tanya bu Dita.
Enggak kayaknya bu, ada apa emangnyaa tanygue sedikit heran.

Hmm.. ada yang ingin saya bicarakan, agak pribadi sih, makanya saya ingin bicaraiinnya sehabis kantor aja nantia jawab bu Dita.

OK bu, saya gak ada janji untuk sore sampe malem nanti, jawab saya.

OK nanti gue tunggu di kafe xxx nanti sore kata bu Dita.

OK bu jawab saya.

Ok kalo gitu, oh iya, golongan darah kamu apa tanya bu Dita sebelum mengakhiri pembicaraan.
B jawabku penuh kebingungan.

Perfect ! OK deh gue tunggu nanti sore kata bu Dita lalu menutup telponnnya.
Sejenak gue terdiam penuh kebingungan, tapi gue kembali bekerja sebab pekerjaanku lumayan menumpuk.

Selah pulang kerja gue arahkan mobilku ke kafe xxx yang dijanjikan tadi. Dalam perjalanan gue diselimuti kebingungan yang amat sangat.

Bu Dita Ada apa manager keuangan kantorku itu mau menemuiku, soal urusan pribadi lagi. Dan yang paling membuatku bingung adalah dia sempat menanyakan golongan darahku, untuk apa ?

Sebagai informasi, Bu Dita berumur sekitar 34-35 tahun. Masih cukup muda untuk menjadi manager
keuangan, tapi memang dia berasal dari keluarga yang berteman dekat dengan pemilik perusahaanku.
Ditambah lagi suaminya, pengusaha yang dulu jadi sahabat pak Faisal presdir perusahaanku sewaktu
kuliah.

Oh iya bu Dita sudah bersuami, tapi sayang mereka belum dikaruniai anak. Tapi mungkin karena hal itu bu Dita itu terlihat masih seperti wanita muda. Badannya tinggi semampai, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus sebahu.

Matanya berbinar selalu bersemangat dan bibir tipisnya itu selalu menarik perhatiannku. Hanya ada satu kata yang dapat mewakili bu Dita Cantik.

Sesampainya di kafe xxx, gue melihat bu Dita melambai kearahku dari meja yang agak dipojok. Kafe itu memang agak sepi, pelanggannya biasanya eksekutif muda yang ingin bersantai selah pulang kerja.

Sore bu, maaf agak terlambat kata gue sambil menyalaminya.

Oh gak pa-paa kata bu Dita sambil mempersilakkan gue duduk.

Selanjutnya gue dan bu Dita mengobrol basa-basi, bercerita tentang kantor, dari yang penting sampe gosip-gosipnya. He..he..he.. gak guna bang.

Setelah beberapa lama akhirnya gue mengajukan pertanyaan. Oh iya bu, sebenernya ada apa ya mengajak saya bertemu disini tanya gue memulai.

Oh iyaa jawabnya. Mendadak wajahnya sedikit pucat.

Beberapa saat ibu Dita terdiam. Kemudian mulai berkata Begini Romy, kamu tau kan kalo gue sudah
berkeluarga ?. Gue menganguk kecil untuk menjawabnya.

Tahun ini adalah tahun ke 10 pernikahanku lanjutnya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompetnya. Ini foto suamiku waktu sebelum nikah, gimana mirip kamu gak

He..he..he.. kayak ngacaa jawabku sambil mengembalikan foto tersebut. Sebenernya gue makin bingung arah pembicaraan bu Dita.

Kamu tau kan gue dan suamiku belum dikaruniai anak tanyanya lagi

Iyaa jawabku bingung.

Jadi begini Romy, gue dan suamiku sudah mencoba beberapa cara. Tapi belum berhasil. Sedang umurku semakin bertambah, makin sulit untuk bisa punya anak. Memang kami sudah tau masalahnya ada disuamiku dan dia sekarang dalam terapi pengobatan, tapi mungkin suamiku butuh bantuan lain.. dari kamu kata bu Dita.

Bantuan dari saya ? maksudnya bu tanya gue yang sudah dipuncak kebingungan.

Mungkin kamu bisa bantu suamiku untuk membuahi gue katanya pelan.

Maksudnya saya menyumbang sperma untuk bayi tabung ibu dan suami ibu tanya gue tergagap.

Bukan, gue sudah pernah coba cara itu dan gagal. Sperma suamiku terlalu lemah. Kalau gue ulangi
sekarang tentu suamiku curiga. Lagi pula sulit untuk menukar sperma suamiku dengan spermamu nanti jawab bu Dita.

Jadi tanya gue lagi.

Gue pingin kamu meniduri gue, membuahi gue sampai gue hamil jawabnya singkat.

Gue cuma bisa ternganga terhadap permintaan bu Dita yang ku anggap sangat gila itu.
Tenang, jangan takut ketahuan. Kamu mirip sekali dengan suamiku, apalagi golongan darah kalian sama, jadi anak yang lahir nanti akan sulit sekali diketahui siapa ayah sebenarnya kata bu Dita meyakiniku.

Akhirnya terjawab kenapa dia tanya golongan darahku tadi. Mungkin alasan bu Dita begitu gampang
menyetujui waktu gue wawancara dulu salah satunya adalah rencana ini

Trus bagaimana kita melakukannya tanya gue setelah menenangkan diri.

Kamu ada waktu malem ini ? Kebetulan suamiku lagi keluar kota sampai besok.katanya bu Dita.
Gue available. jawabku.

Kemudian bu Dita menelpon kerumahnya, memberitahukan pembantunya dia tidak pulang malam itu sambil memberi alasan. Kemudian dia mengajakku ke hotel xxx. Setelah cek in, kami langsung masuk kamar.

Didalam kamar, tidak ada pembicaraan yang berarti. Bu Dita langsung ijin untuk mandi, setelah dia selesai, gantian gue yang mandi.

Selah gue keluar dari kamar mandi, gue melihat bu Dita yang hanya memakai bathrobe tiduran sambil menonton tv. Gue kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.

Bagaimana, kita mulai tanya gue dengan perasaan gugup. Soalnya biasanya gue ML tujuannya cuma untuk senang-senang, bahkan pakai alat kontrasepsi agar pasangan MLku tidak hamil. Kalau ini malah tujuannya pengen hamil.

OK jawab bu Dita kemudian bergeser memberi gue tempat untuk naik kempat tidur.

Gue berbaring disampingnya kemudian berkata Bu, mungkin tujuan kita supaya ibu bisa hamil, tapi apa bisa kita melakukan persetubuhan ini seperti layaknya orang lain yang mencari kepuasan juga .

Gak pa-pa sayang jawab bu Dita. Gue rela kok kamu tidurin. Malah sejujurnya kamu tuh bangkitin nafsuku bang.

Gue kemudian mengecup dahi bu Dita, sesuatu yang selalu gue lakukan sebelum meniduri wanita. Bu Dita terseyum kecil.

Kemudian gue mengecup bibir bu Dita. Bibir tipis yang selalu menarik perhatianku itu ternyata nikmat juga. Kemudian gue mulai mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lama dan lebih dalam.

Sambil mencium bibir bu Dita, tanganku mulai bergerilya. Pertama-tama gue elus rambutnya, bu Dita membalas dengan sedikit meremas kepala gue. Kemudian tanganku turun untuk mengelus-elus tubuhnya, walaupun masih dari luar bathrobe.

Masih sambil berciuman, perlahan gue buka tali bathrobenya. Selah membuka sebagian bathrobe bagian atasnya, gue langsung mengelus payudaranya, ternya bu Dita sudah tidak memakai bra. Awalnya gue hanya mengelus, tapi kemudian berubah menjadi meremas. Payudaranya masih kenyal, walaupun sudah sedikit turun, tapi sangat nikmat untuk diremas.

Kemudian gue mulai memilin-milin putingnya. Bu Dita merintih pelan, kemudian melepaskan ciuman. Gue kemudian turun sedikit untuk mulai menjilati puting bu Dita. Gue mulai menjelati puting yang kiri sedangkan payudara yang kanan gue remas dengan tangan.

Kemudian berganti gue menjilati yang kanan sambil meremas payudara yang kiri. Sesekali gue gigit-gigit kecil, tapi sepertinya bu Dita tidak terlalu suka, dia lebih menyukai gue menyedot kencang putingnya.

Tangan kananku kemudian turun kebawah untuk membuka bathrobe bagian bawahnya hingga tubuhnya terlihat semua. Bathrobe hanya menyangkut di tangannya. Tanganku mulai mengelus pahanya. Perlahan gue buka sedikit pahanya untuk mengelus paha bagian dalamnya, begitu mulus kulit bagian itu.

Tanganku naik keatas menuju selangkangan, ternyata bu Dita masih memakai CD. Gue tak mau langsung ke vaginanya hingga tanganku beralih ke pantatnya. Gue meremas pantat yang bulat ini dari dalam CDnya, sebab gue selipkan tanganku ke dalam celananya.

Jujur gue adalah penggemar pantat dan pinggul wanita. Apalagi wanita seperti bu Dita ini. Pinggulnya ramping tapi pantatnya besar membulat.

Perlahan remasan kepantat bu Dita gue alihkan ke depan. Di garis vaginanya gue merasa sudah banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian gue mengelus vaginanya mengikuti garis vagina. Perlahan gue tusuk vaginanya dengan jari tengahku.

Tubuh Bu Dita tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan vaginanya untuk melahap jariku lebih dalam. Jariku gue keluar masukkan perlahan, bu Dita merintih semakin keras.

Gue turun kebawah, ingin menjilat vaginanya. Tapi Bu Dita menahan tubuhku. Gak usah Romy, gue malu kata Bu Dita. Langsung masukin aja sayang, gue dah gak tahan lanjut bu Dita.

Gue memposisikan tubuhku diatas bu Dita. kemudian gue lebarkan pahanya nsehingga selangkangannya terbuka lebar. Gue arahkan penisku ke vaginanya. Perlahan gue usap penisku ke permukaan vaginanya, tapi bu Dita memandangku dengan penuh harapan supaya gue cepat memasukkan penisku ke vaginanya.

Perlahan gue dorong penisku untuk measuk ke vaginanya. Vaginanya masih seret, mungkin karena belum pernah melahirkan. Gue mulai mengeluar masukkan penisku dari vaginanya, sedangkan bu Dita merintih keras setiap penisku menghujam vaginanya.

Sesekali gue mencium bibirnya, tapi dia lebih suka merintih sambil memejamkan matanya menikmati siap gesekan vaginanya dengan penisku. Tangan bu Dita mencengkram bahuku, sepertinya dia ingin tubuhh kita bergesekan keras agar payudaranya tergesek oleh dada gue.

Mas terus mas, terusa rintih bu Dita. Sepertinya dia membayangkan suaminya yang menyetubuhinya. Sebenernya gue agak cemburu, tapi gue pikir-pikir lebih baik daripada dia merintih memanggil nama gue, nanti dia kebiasaan bisa berabe kalau dia memanggil nama gue waktu bersetubuh dengan suaminya.

Tiba-tiba tangan bu Dita mencengkram pantatku seakan membantu dorongan penisku agar lebih kuat menghujam vaginanya. Pinggulnya pun semakin aktif bergerak kekanan-kekiri sambil kadang berputar. Sungguh beruntung gue bisa menikmati tubuh molek bu Dita yang sangat ahli bercinta.

Tiba-tiba tangannya menekan keras pantatku kearah vaginanya. Sepertinya dia sudah orgasme. Tubuhnya menegang tidak bergerak. Guepun menghentikan pompaanku ke vaginanya sebab tangannya begitu keras menekan pantatku.

Selah tubuhnya berkurang kegangannya gue mulai pompaanku perlahan. Cairan orgasmenya membuat vaginanya semakin licin. Memang vaginanya jadi berkurang daya cengkramnya, tapi kelicinannya memberikan sensasi yang berbeda.

Gue mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi. Tapi bu Dita menolak sambil berkata Romy please, kali ini gaya konvensional aja ya gue pengen nikmatin besok-besok yaa. Gue meletakkan tubuh bu Dita lagi.

Goyangan pinggulnya makin menggila, begerak kekiri dan kekanan, tapi gue paling suka saat berputar. Sungguh hebat goyangan bu Dita. Mungkin itu goyangan terbaik dari wanita yang pernah gue tiduri.

Tangannya kembali menekan keras pantatku, bu Dita sudah sampai di orgasme keduanya. Tubuhnya sangat tegang kali ini, sampai perlu lama untuk kembali normal. Setelah berkurang kegangannya, gue berkata Bu apa kita sudahin dulu ? kayaknya ibu sudah lemas sekali kata gue.

Gak pa-pa Romy, gue pengen sperma kamu, terusin aja.a jawab bu Dita.

Gue mulai memompa lagi vaginanya dengan penisku. Kali ini vaginanya sudah benar-benar basah. Bu Dita sudah mengurangi gerakannya, mungkin dia sudah terlalu lemas.

Gue konsentrasikan pompaanku ke vaginanya hingga bu Dita mulai merespon lagi. Sebenarnya gue sudah dikit lagi ejakulasi saat bu Dita tiba-tiba berteriak kencang

Arrrhgh.. Romy gila enak banget jerit bu Dita sambil menjepit tubuhku dengan kedua pahanya.

Adu gila Romy. gue dah 3 kali keluar kamu belum keluar juga. Ayo dong Romy, gue cari pejantan bukan cari gigolo kata bu Dita lemah. Gue sebenernya kasian dengan bu Dita, tapi gue juga sedikit lagi ejakulasi. Gue goyang perlahan penisku. Kali ini gue benar-benar konsentrasi menggapai orgasmeku. Tak berapa lama gue merasa sperma gue sudah sampai diujung penisku.

Bu saya dikit lagi keluar bu. kata gue sambil menikmati sensasi luar biasa. Bu Dita membantu dengan menggoyangkan pinggulnya sambil menahan pantatku agar penisku tidak lepas dari vaginanya.

Agkh.a, crot..crot..crot..crot empat kali sperma gue ku siram deras ke liang vaginanya. Bu Dita menahan pantatku kuat-kuat agar sperma gue masuk kerahimnya dalam-dalam.

Tahan sebentar Romy, supaya sperma nya masuk semuaa kata bu Dita sambil menahan pantatku kearah selangkanyannya. Selah beberapa menit baru bu Dita melepaskan cengkramannya. Gue kemudian merebahkan tubuhku disampingnya.

Malam itu gue menggagahi bu Dita sampai 3 kali. Sama seperti yang pertama, gue tumpahkan seluruh sperma gue ke liang vaginanya. Selah itu persubuhannku dengan bu Dita jadi acara rutin. Minimal 2 kali seminggu gue menyubuhinya. Gue bahkan dilarang bersubuh dengan wanita lain, agar spermgue benar-benar 100% masuk ke rahimnya.

2 bulan kemudian bu Dita positif hamil, tapi sampai saat ini, saat kehamilannya memasukki bulan ke 3, gue masih rutin menyubuhi bu Dita. Sepertinya bu Dita tidak bisa menolak kenikmatan digagahi olehku, dan gue tentu aja gak mau kehilangan goyangan dasyat bu Dita.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts