Aneke Dan Anak Baru

 

Mungkin para pembaca sudah pernah membaca kisah tragisku yang terdahulu dengan judul “Kkisah Sex Pilu Aneke”, sejak peristiwa itu, aku lebih senang menyendiri dan memilih untuk tidak bergaul dengan teman-temanku, termasuk dengan Aneke, Karina, Risma, dan Tante Lisya yang juga mengalami peristiwa yang sama denganku.
Setahun sudah kejadian yang tragis itu lewat dan kini aku sudah mulai bisa melupakan bayang-bayang peristiwa itu, aku sudah kembali ceria dan sudah mau bergaul dengan lingkungan di sekitarku.
Namaku Lisa kini umurku 28 tahun dan aku masih bekerja di tempat yang sama seperti setahun yang lalu, walaupun aku masih agak syok dengan kejadian setahun yang lalu, tapi aku tetap merawat diriku sendiri, teman-teman kantorku bilang, sekarang aku terlihat makin cantik dan seksi, memang aku merasa bangga dengan kecantikan yang kumiliki, kulit yang putih mulus, payudara yang besar dan tubuh yang seksi, aku ingin selalu terlihat cantik, walaupun kenyataannya aku sudah tidak perawan lagi akibat perkosaan yang kualami setahun yang lalu.
Saat ini Aneke pun bekerja di kantorku, aku sengaja merekomendasikan Aneke ke atasanku agar dia di terima bekerja di kantorku, supaya aku mempunyai teman untuk ngobrol dan berbagi cerita, walaupun begitu, kami tidak lagi pernah membicarakan peristiwa yang tragis itu.
“Ke.. Ada karyawan baru lho.. Di kantor kita” ujarku pada Aneke yang saat itu sedang membereskan meja kerjanya.
“o.. Ya.. Cewek.. Cowok..?” tanya Aneke
“Ada dua orang Ke.. Dan semuanya cewek, kita yang ditugasin ngasih training kerja ke mereka hari ini..” jawabku, sambil memperhatikan Aneke yang hari ini terlihat sangat cantik dengan pakaian kerjanya, Aneke saat ini mengenakan rok span pendek warna biru dengan blus putih dan blazer senada roknya, dia juga melingkari lehernya yang jenjang dengan syal kecil berwarna biru muda, Aneke memang sangat cantik, apalagi rambutnya sekarang sudah panjang.gairah seks
“Kapan mulainya Kak Lisa..?” tanya Aneke lagi, sambil mengenakan sepatu hak tingginya.
“Ya sekarang non.. Cepetan siap siap..” seruku.
Singkat cerita, kami sudah bertemu dan berkenalan dengan kedua pegawai baru itu. yang pertama namanya Alfa, usianya 28 tahun sama dengan usiaku. Wajahnya lumayan cantik dengan rambut ikal sebahu, Alfa berkacamata, tapi itu malah membuat wajahnya semakin menarik, tingginya sama denganku, sekitar 165 cm, tubuhnya padat berisi. Saat ini Alfa mengenakan rok putih pendek dan kemeja biru, khas pakaian kerja.
Pegawai yang kedua, Susan, wajahnya biasa biasa aja dan kulitnya sedikit gelap, tapi bentuk tubuhnya.. Ya ampun.. Seksi banget, postur tubuh Susan lumayan tinggi dengan kaki yang jenjang dan pinggul yang kecil, dibalut rok pendek berwarna hitam, benar benar seksi, apalagi buah dadanya juga termasuk besar untuk gadis se usianya, seperti hendak menyembul keluar dari blus hitamnya yang ketat.
Saat itu kami ditugaskan untuk memantau proyek pembangunan gedung yang dikerjakan oleh perusahaan kami, jaraknya lumayan jauh, sehingga kami harus segera berangkat.
Waktu sudah menunjukan jam 11 siang saat kami tiba di proyek pembangunan itu, dan kami langsung menemui dua orang pimpinan proyek di situ, namanya bapak Axle dan Paul, sebelumnya aku memang sudah membuat janji dengan mereka.
“Kita makan siang dulu yuk..” ajak Pak Axle kepada kami.
“Astaga..!! Sudah jam 12 rupanya..” seruku.
Aku memang tidak sadar karena asyik membicarakan pekerjaan dengan mereka.
“Iya nih Kak Lisa.. Kita kan sudah laper.. Iyakan..” seru Aneke sambil melihat ke arah Alfa dan Susan, yang langsung di sambut oleh anggukan kepala mereka berdua.
Akhirnya kami berlima pergi ke restoran pilihan Pak Axle.
“Gimana..? Enak kan makanan di sini.. Saya biasa makan siang di sini dengan Pak Paul” komentar Pak Axle.
“Iya.. Makanan disini nggak bikin bosen” sambung Pak Paul sambil terus mengunyah makanannya.
“Wah pinter juga nih Pak Axle milih tempat makan..” jawabku sambil meminum jus jeruk kesukaanku, sementara Aneke, Alfa dan Susan masih tetap sibuk menikmati makanan mereka masing masing.
Tapi tiba tiba aku merasa kepalaku pusing dan mataku berkunang kunang setelah meminum jus jeruk tadi.
“Permisi.. Saya mau ke toilet dulu..” ujarku sambil mencoba berdiri dan berjalan ke arah toilet, tapi rupanya aku sudah tidak kuat lagi menahan pusing yang menyerang kepalaku, aku langsung ambruk, beruntung Pak Axle dengan sigap langsung menangkap tubuhku agar aku tidak jatuh ke lantai, aku masih sempat mendengar Pak Axle memanggil namaku sebelum akhirnya aku tak sadarkan diri.
“.. Oughh..” aku mulai siuman dari pingsanku, tapi aku merasakan tubuhku kelu dan pegal, rupanya kedua tanganku terikat ke sebuah tiang yang berada di belakangku dan mulutku di plester dengan lakban, rupanya saat ini aku berada dalam sebuah ruangan yang mirip gudang atau bengkel yang entah berada di daerah mana, dalam keadaan masih setengah sadar samar-samar aku melihat di depanku, Paul dan Axle sedang menggumuli tubuh Susan yang masih pingsan di atas kap mobil kijang perusahaanku, seketika itu juga aku terkesiap, darahku seperti berhenti mengalir dan jantungku pun seperti berhenti berdetak, aku terbayang kembali kejadian setahun yang lalu saat kami diperkosa oleh orang orang yang tidak kami kenal.
Saat itu tampak kulihat Paul sedang merobek blus hitam Susan dengan pisau, lalu memotong bra nya sehingga buah dada Susan yang besar langsung mencuat ke luar, Paul tampak sangat bernafsu sekali memandangi payudara Susan yang sudah terbuka itu.
“Gila Xle.. Toketnya gede banget..!!” seru Paul kepada Axle sambil mulai meremas dan menciumi buah dada Susan, tapi saat itu Axle tidak menjawab karena sedang sibuk menciumi kemaluan Susan yang sudah terbuka lebar, saat itu tubuh Susan sudah benar benar dalam keadaan bugil, tiba tiba Axle berdiri dan menurunkan resleting celananya sendiri, lalu mengeluarkan batang penisnya, kemudian Axle memposisikan tubuhnya di antara selangkangan Susan, dan mulai menempelkan dan menggesek gesekan kemaluannya di bibir vagina Susan.
“Gua sudah nggak tahan lagi ni Ul..” gumam Axle sambil berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam liang vagina Susan yang sempit itu, seketika itu juga Susan langsung terbangun karena merasakan sakit yang bukan kepalang di kemaluannya.
“Apa yang kalian lakukan.. Hentikann.. Tolonngg..!!” jerit Susan ketakutan sambil meronta ronta, tapi dengan sigap Paul langsung memegang ke dua tangan Susan dan membekap bibir gadis itu dengan mulutnya sendiri, sehingga Susan tidak dapat menjerit jerit lagi.
Susan makin meronta dan melejang lejangkan tubuhnya saat Axle mulai mendorongkan lagi penisnya ke dalam liang vagina Susan, sementara Paul masih sibuk mengulum bibir gadis itu, menggigitnya dan memainkan lidahnya di dalam mulut Susan, seperempat sudah penis Axle menyeruak masuk di dalam vagina Susan, saat tiba-tiba tubuhnya menegang, dia langsung mencabut batang penisnya, mengocoknya sebentar lalu menyemprotkan cairan spermanya ke atas perut Susan, Axle sudah orgasme sebelum sempat menerobos keperawanan Susan.
“Gila.. Nih cewek.. Sempit banget.. Gua sampai nggak tahan.. Gantian elu deh Ul..” ujar Axle sambil bertukar posisi dengan Paul.
“Pasti bisa gua perawanin nih cewek..” jawab Paul yang mulai mengarahkan batang kemaluannya ke bibir vagina Susan.
“Jahanam kaliann.. Lepaskan saya.. Lepaskann..!! Bajingan kalian..!!” jerit Susan, saat tiba tiba dari dalam mobil terdengar teriakan minta tolong, Axle dan Paul saling berpandangan, seketika mereka langsung menghentikan kegiatannya, Axle langsung menampar wajah Susan dengan keras sehingga Susan kembali tak sadarkan diri, sementara Paul langsung menuju pintu depan mobil, membukanya dan langsung menarik tubuh Alfa yang rupanya sudah siuman dari pingsannya.
“Brengsek lu.. Gangguin orang lagi seneng aja” bentak Paul sambil menjambak rambut Alfa dan mencengkeram krah bajunya, kemudian menyeretnya ke arah sebuah meja kayu yang berada di pojok ruangan.
“Hentikann.. Mau di apakan saya..!! jerit Alfa sambil meronta ronta.
Tapi sial bagi Alfa rontaan dan lejangan kakinya justru membuat roknya tersingkap lebar, memperlihatkan paha dan selangkangannya yang putih mulus. Melihat pemandangan yang merangsang itu, Axle bangkit lagi nafsu birahinya, dia langsung mendatangi Alfa yang saat itu sudah di hempaskan oleh Paul ke atas meja, Alfa masih berusaha berontak saat Axle dengan sigap menyergap dan menindih tubuh Alfa, sementara tangannya dengan ganas berusaha melucuti kemeja biru yang dikenakannya, Axle dengan kasar menarik dan merobek robek kemeja yang dikenakan Alfa sehingga kancing kemejanya bermentalan kemana mana.gairah bokep
“Jangann.. Tolong.. Lepaskan saya.. Hentikann..!!” jerit Alfa sambil tangannya berusaha menutupi payudaranya yang terbuka saat Axle merenggut branya dan mencampakannya ke lantai.
Axle yang sudah diliputi oleh nafsu bejadnya kemudian menepiskan kedua tangan Alfa dan terlihatlah payudaranya yang padat itu menyembul ke atas dengan puting susunya yang berwarna coklat muda.
“Ohh.. Ss.. Jangann.. Ss.. Hentikann.. Saya tidak mau.. Lepaskan saya..” jerit Alfa dengan suara parau, ketika Axle mulai menciumi buah dadanya, sementara tangan kanannya aktif bermain diselangkangan Alfa, tiba tiba Alfa tersentak dan kembali menjerit saat Axle dengan kasar merobek roknya dan berusaha merenggut celana dalamnya
“Jangann.. Jangann perkosa saya.. Lepasskann..!!” jerit Alfa sambil menangis dan meronta sejadi jadinya, kedua tangannya berusaha memukul dan mencakari wajah Axle, sementara kedua kakinya menendang kesana kemari berusaha menyingkirkan tubuh Axle yang menindihnya, sambil mulutnya tetap menjerit-jerit minta tolong.
Merasa kesal dengan kelakuan Alfa yang tidak mau menyerah itu, Axle langsung melayangkan tangannya ke wajah Alfa.
“Brengsek lu, mau main kasar sama gua hah..!!” bentak Axle sambil mendaratkan tamparannya di wajah Alfa.
Plak.. Plak.. Tangan Axle yang kasar mendarat dua kali di pipi kiri Alfa yang langsung membuatnya berhenti menjerit, kemudian bukk.. Satu tonjokkan keras menyusul di pipi kanannya membuat gadis itu langsung pingsan seketika.
Sementara itu Paul sedang sibuk mengerjai diriku, mulutnya berusaha menciumi bibirku, dan tangannya dengan kasar menggerayangi dan meremas remas payudaraku, aku hanya bisa memalingkan wajahku menghindari terkaman mulutnya yang berusaha mencium bibirku.
“Bajingan kau Paul.. Lepasskan aku.. Atau aku laporkan ke polisi..!!” Bentakku dengan marah..
“Silahkan.. kalau lu mau mampuss..!!” balas Paul dengan nada mengancam, sambil terus berusaha menciumi bibirku.
“Oke.. Sekarang lu pilih, elu isep punya gua, atau lu gua perkosa” bentak Paul yang membuatku langsung terkesiap dan merinding mendengar tantangannya itu.
“Gua setuju, kalau elu bisa muasin Paul dalam 10 menit, gua nggak jadi perkosa teman lu ini..” sambung Axle dari pojok ruangan.
Sekilas aku melirik ke arah Axle yang masih menggumuli tubuh Alfa. Saat itu Alfa masih pingsan, kondisi gadis itu sungguh mengenaskan, kaca matanya terlepas dan pakaiannya sudah compang camping, rok putihnya robek besar di sana-sini, sementara celana dalamnya menggantung di betis sebelah kirinya. Aku terperangah saat kulihat Axle mulai merenggangkan kedua belah kaki jenjang Alfa yang masih mengenakan sepatu hak tingginya itu dan meletakkannya diatas pundak kiri kanannya, sambil tangannya memain mainkan batang kemaluannya di bibir kemaluan Alfa.
“Biadab kalian.. Bangsat.. Binatang..!!” makiku disela sela gelak tawa mereka berdua..
“Gimana..? Elu setuju nggak Li..?” seru Axle, sementara Paul terus menertawaiku penuh kemenangan.. Jahanam mereka.. Tapi aku tidak punya pilihan lain.. Dari pada diperkosa oleh mereka.. Pikirku ketakutan..
“Oke.. Oke.. Ssaaya.. Turutin kemauan kalian..” jawabku panik saat kulihat Axle mulai memasukkan batang penisnya ke dalam liang kemaluan Alfa.
“Tapi kalian harus janji.. Melepaskan kami semua..!!” seruku tergagap.
“Lisaa.. Lisaa.. Lu nggak usah takut kita ini orang yang tepat janji..”
Balas Paul sambil melepaskan ikatan kedua tanganku, aku masih mengusap kedua pergelangan tanganku yang terasa kaku akibat kelamaan di ikat, saat Paul dengan tergesa-gesa membuka celana panjangnya dan mengeluarkan batang kemaluannya.
“Cepetan Li.. Waktu terus berjalan.. Nasib teman-teman lu ada di elu” teriak Axle.
Saat itu perasaanku sangat galau dan bimbang, bercampur dengan ketakutan yang luar biasa, seumur hidup aku belum pernah melakukan perbuatan seperti itu, mengoral kemaluan laki laki, tapi.. biarlah, demi kebebasan teman-temanku. Walaupun aku merasa sangat terhina di perlakukan seperti itu oleh mereka berdua.
Tiba tiba Paul dengan kasar menarikku dan memaksaku untuk berlutut di depan selangkangannya kemudian dia mendorongkan wajahku ke arahnya sehingga penisnya mengenai bibirku, dengan gemetar kugenggam batang penis si keparat itu, dan mulai kukocok dengan perlahan sambil memalingkan wajahku menahan perasaan jijik. Tapi rupanya Paul kurang puas, dia lalu menjambak rambutku, sambil satu tangannya memasukan batang kemaluannya dengan paksa ke mulutku yang kecil.
“Uurrghh..” aku gelagapan menerima penisnya di mulutku.
“Aahh.. Lisaa.. Puasin gua.. kalau nggak.. Ntar elu gua perkosa.. Sshh.. Enak banget Lisaa..” desah Paul meracau sambil memaju mundurkan pantatnya mengocok batang penisnya didalam mulutku.
“Cepet.. Lisa.. Waktunya sudah hampir habis lho” ujar Axle menakutiku, sambil mendorongkan kemaluannya ke dalam vagina Alfa sehingga kepala penisnya terbenam di dalam liang kemaluan gadis itu.
Aku makin panik..!! Di tengah tengah keputusasaanku aku mencoba memaju-mundurkan kepalaku sendiri mengoral kemaluan Paul, sementara tangan kananku mengocok batang penisnya, berharap dia cepat-cepat mencapai orgasme.
Aku sudah sangat jijik dan hampir muntah, ketika tiba tiba Paul menjambak dan meremas rambutku dengan keras lalu menarik kepalaku ke arah selangkangannya.
“Sshh.. Lisaa..!!” Paul menyebut namaku, sambil membenamkan seluruh batang penisnya ke dalam mulutku, sementara tangannya makin keras menarik kepalaku sehingga batang penisnya makin menyeruak masuk sampai ke batas tenggorokanku, aku merasakan cairan hangat menyemprot dan memenuhi rongga mulutku, sebagian langsung masuk melalui kerongkonganku tanpa bisa kucegah, Paul masih sempat menyentakkan kemaluannya beberapa kali, sebelum akhirnya mengeluarkan batang penisnya dari mulutku, aku langsung terbatuk, nafasku tersengal-sengal berusaha bernafas dengan lega, aku merasakan sisa sisa cairan spermanya yang hangat keluar dari sela sela bibirku lalu jatuh di atas rok spanku. Saat itu aku masih dalam posisi duduk bersimpuh dengan kedua tangan kuletakan di lantai, menopang tubuhku yang masih lemas karena perlakuan Paul yang beringas itu.
“Oke.. Saya sudah turuti kemauan kalian.. Sekarang.. Lepaskan kami semua..” seruku menagih janji mereka.
“Oke.. Oke gua bebasin elu semua.. Tapi setelah inii..!!” seru Axle sambil menghujamkan kemaluannya ke dalam liang vagina Alfa dan terus mendorongnya sampai terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan gadis itu.
“Ugghh..”
Alfa yang masih pingsan itu sempat melenguh pelan saat penis Axle dengan paksa menyeruak masuk membobol keperawanannya, bibir vaginanya sampai ikut melesak masuk tertarik oleh batang kemaluan Axle.
“Jahanam.. kalian.. Biadab..!! Lepaskan diaa.. kalian sudah janjii..!!” teriakku sangat marah karena telah di perdaya oleh mereka.
Seketika aku berdiri dan langsung menyerbu ke arah Axle yang saat itu sedang asyik menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh Alfa, ingin sekali aku membunuh bajingan itu sekarang juga, tapi tiba-tiba tubuhku tertarik ke arah samping, rupanya Paul dengan sigap telah menarik tanganku, dan langsung memelukku dari belakang, aku berusaha meronta dengan sekuat tenaga melepaskan pelukannya, tapi Paul malah mendorongku sehingga kami berdua terjatuh di atas meja, tepat di depan Axle yang sedang menggagahi tubuh Alfa, sekarang posisi tubuhku jadi tengkurap sementara Paul terus menindihku sehingga aku sulit menggerakan tubuhku.
“Lepaskann.. Jahanam..!!” jeritku sambil memaki saat kurasakan tangan Paul mulai menggerayangi dan meremas remas buah pantatku, kakinya berusaha merenggangkan kakiku sementara tangannya mulai masuk ke selangkanganku, mengusap usap bibir vaginaku dari balik celana dalam yang kukenakan, aku kembali menjerit histeris saat Paul dengan kasar menyingkapkan celana dalamku ke arah pinggir dan mulai memasukkan jarinya ke dalam liang kemaluanku
“Sshh.. Hentikann.. Ssakitt.. Perihh..” rintihku sambil berusaha meronta saat Paul mulai mengocok jarinya di dalam lubang vaginaku, tiba tiba Paul mengeluarkan jarinya dari dalam kemaluanku, tangannya langsung menjambak rambutku dan menariknya ke belakang, membuat tubuhku ikut terangkat ke atas, sementara tangan satunya merengkuh tubuhku sambil tetap menarik rambutku, sehingga posisiku jadi merangkak membelakangi tubuhnya.
“Hentikann.. Sakitt..” jeritku sambil tanganku berusaha menggapai tangannya yang menjambak rambutku, tapi tangannya malah makin keras mencengkeram rambutku sementara tangan yang satunya langsung menyingkapkan rok spanku dengan kasar ke arah atas, kemudian Paul memelorotkan celana dalamku sampai sebatas lutut.
“Jangann.. Jangan.. Perkosa saya..!!” aku kembali menjerit panik.
“Maaf Lisa.. Gua nggak tahan Liat tubuh molek lu..” gumam Paul sambil mulai memainkan kemaluannya di vaginaku, menggesekannya dan sesekali memutar mutarkannya di bibir kemaluanku.
“Lisaa.. Elu cantik sekali.. Gua masukin sekarang ya..” ceracau Paul sambil mendorongkan batang penisnya ke dalam liang vaginaku.
Aku hanya bisa memejamkan mata dan menangis saat kurasakan kemaluan Paul amblas seluruhnya, terbenam ke dalam liang kemaluanku.
“Ougghh.. Ohh.. Sakitt.. Sshh.. Lepasskann..!!”
Aku merintih pelan berusaha menutupi hasrat birahi yang bergejolak dalam tubuhku, saat Paul mulai memompa tubuhku, menyentak nyentakkan penisnya di dalam vaginaku, sehingga membuat tubuhku menggerinjal dan berguncang maju mundur mengikuti irama pompaannya, sementara tangannya dengan kasar merobek-robek kemeja yang ku kenakan, menarik lepas braku dan melemparkannya ke lantai, kemudian Paul mulai meremas remas buah dadaku sambil pantatnya tetap bergerak maju-mundur memompa vaginaku.
“Ohh.. Sshh.. Lepasskann.. Jangann.. Shh..” desahku pelan saat Paul menyetubuhiku dari belakang..
Saat ini posisiku tepat menghadap ke arah Axle yang masih sibuk menggarap tubuh mulus Alfa, penisnya menghujam keluar masuk di dalam lubang kemaluan Alfa, membuat bibir vaginanya berwarna kemerahan akibat terus menerus di gesek oleh kemaluan Axle, buah dadanya tampak menggeletar geletar mengikuti gunjangan tubuhnya yang sedang di genjot oleh Axle.
Kulihat Alfa mulai membuka matanya dengan perlahan, dia tampak sangat kaget saat itu, raut mukanya menunjukkan ketakutan dan kesakitan yang luar biasa.
“Jangan.. Ssakitt.. Ouhh.. Periihh.. Lepaskann..!!” seru Alfa sambil menangis dan meronta ronta, tapi Axle malah memompanya dengan semakin cepat dan kasar, batang penisnya tampak keluar masuk dengan cepat di dalam vagina Alfa, sementara tubuhnya menghimpit dan menindih tubuh Alfa yang terlentang itu sambil mulutnya berusaha untuk menciumi bibir tipis gadis itu.
“Toll.. Ongg.. Ssu.. Dd. Ahh.. Lepass.. Kann” jerit Alfa dengan nafas tersengal sengal, aku sangat kasihan melihat keadaan dirinya, tapi aku juga tidak mampu menolongnya, karena saat ini aku juga sedang diperkosa.. Aku menjulurkan tanganku menggapai tangannya dan menggenggamnya dengan erat, berusaha mengurangi penderitaannya.
Aku masih menggenggam tangan Alfa dengan erat saat kurasakan tubuhku makin terguncang dengan hebat, sementara kudengar Paul menggumam pelan..
“Lisaa.. Gua keluar..” sambil tangannya mencengkeram pinggulku dan menyentak nyentakan pantatnya, membuat batang penisnya makin dalam tertanam di liang vaginaku.
“Ughh.. Keluarkan penismu.. Keluarkann penismuu.. Jangan di dalaam..!!” jeritku panik.
Tapi Paul malah makin dalam menghujamkan batang penisnya ke dalam liang kemaluanku, aku hanya bisa menangis dan memejamkan mata, merasakan kepedihan yang amat sangat, saat kurasakan cairan hangat menyembur dan memenuhi liang rahimku.
“Sorry Li.. Abis tanggung..” sahut Paul tersenyum penuh kemenangan sambil mencabut kemaluannya dari liang vaginaku.
Sementara aku masih menggenggam tangan Alfa saat Axle mulai memacu tubuh gadis itu dengan cepat dan kemudian menghentakkan penisnya dengan kasar di dalam liang vagina Alfa, tubuh Alfa melenting ke atas, matanya membeliak dan wajahnya tampak merasakan sakit yang amat sangat, bersamaan dengan itu tubuh Axle mengejang, berejakulasi dan memuntahkan cairan spermanya di dalam liang vagina Alfa.
“Tidaakk..!!” jerit Alfa histeris, saat cairan sperma Axle memenuhi liang rahimnya, tangannya makin kencang menggenggam tanganku sampai akhirnya melemah, tubuhnya lemas, dia tidak bisa lagi menjerit dan meronta, Alfa hanya bisa menangis tersedu menyesali tragedi yang menimpa dirinya, Axle tertawa puas sambil mencabut kemaluannya dari vagina Alfa.Gairahsex
“Ughh..” Alfa merintih lirih.. saat kemaluan Axle terlepas dari kemaluannya.. Tampak cairan sperma dan darah perawan Alfa meleleh ke luar dari sela sela bibir vaginanya.
Tubuhku sudah sangat lemas saat Paul mengikat kedua pergelangan tanganku, kemudian mengikat kedua belah kakiku ke kaki meja, sehingga posisiku kini terbaring tengkurap dengan kedua belah kaki terpentang lebar karena Paul mengikat kaki kiri dan kananku di kaki meja yang berlainan, lalu Paul mengambil meja yang lain dan meletakkannya di sebelah meja tempatku berbaring.
Beberapa saat kemudian Axle membaringkan tubuh bugil Susan yang masih pingsan ke atas meja di sebelah kananku, tubuhnya di baringkan terlentang dengan posisi kedua kakinya menjuntai ke lantai, aku menoleh ke kiri saat ku lihat Paul sedang membaringkan tubuh Aneke yang masih pingsan itu ke atas meja di sebelah kiriku, dan mengikat kedua belah kaki Aneke ke kaki meja, posisinya terlentang dengan kedua kaki terpentang sehingga selangkangannya terbuka dengan lebar.
“Putih banget nih cewek” gumam Paul sambil matanya memelototi paha Aneke yang putih mulus.
Kemudian dia mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya dan mulai merobek blus putih yang dikenakan Aneke, lalu meyelipkan pisaunya ke belahan bra Aneke dan memotongnya hingga putus, kini tubuh bagian atas Aneke tampak terbuka lebar, memperlihatkan buah dadanya yang putih mulus dengan putingnya yang coklat kemerahan.gairahsex.com Lalu Paul mengarahkan pisaunya ke sela-sela rok span biru yang dikenakan Aneke dan mulai merobeknya dari atas hingga bawah, kemudian memotong celana dalam gadis itu dan mencampakkannya ke lantai.
Kini tubuh Aneke benar-benar telanjang, hanya tinggal syal birunya saja yang masih melingkar di leher jenjangnya, selangkangannya tampak terbuka lebar memperlihatkan kemaluannya yang di tumbuhi bulu bulu halus di sekitarnya.
Paul berjongkok di sisi gadis itu dan mulai meraba raba bagian vital Aneke, mulutnya menciumi dan mengulum bibir Aneke yang ranum itu, sementara tangannya meremas remas buah dada Aneke sambil sesekali tangannya memilin milin puting gadis itu, tiba tiba kudengar Susan menjerit jerit ketakutan, rupanya dia sudah siuman dari pingsannya. Saat itu Susan sedang di kerjai oleh Axle, mungkin Axle masih penasaran karena tadi gagal membobol kegadisan Susan pikirku, nafas Susan telihat tersengal-sengal, matanya membeLiak, sementara mulutnya tidak berhenti menjerit-jerit.
“Jangann.. Jangan.. Lisaa.. Tolong Susan Li.. Sakiitt..!!” jerit Susan sambil tubuhnya meronta berusaha melepaskan diri dari himpitan Axle yang saat itu sedang berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Susan, setengah sudah penis Axle melesak masuk ke dalam liang vagina Susan.
“Gila luh, punya lu emang benar benar sempit..” ujar Axle sambil terus mendorongkan batang penisnya, membuat Susan makin mengerang kesakitan, Susan berusaha menarik tubuhnya sendiri ke atas supaya batang penis Axle bisa terlepas dari kemaluannya, tapi rupanya Axle sudah sangat bernafsu, ditariknya pinggang Susan ke arah tubuhnya, lalu Axle menghentakkan pantatnya ke arah depan. Dengan sekali hujam amblaslah kemaluannya ke dalam lubang kemaluan Susan.
“Tidak..!! Lepasskan sayaa.. Tolongg..!!” jerit Susan melolong kesakitan tubuhnya melenting ke atas dan tangannya mencengkeram bibir meja dengan keras. Tubuhnya mulai terguncang guncang dengan keras saat Axle mulai memompakan batang penisnya ke dalam kemaluan Susan sambil tangannya meremas-remas payudara Susan dengan kasar, gadis itu memalingkan mukanya ke arahku, sepertinya dia tidak sudi menatap wajah orang yang sedang memperkosanya itu. Susan menatapku air matanya menetes dari matanya yang sayu, rambutnya yang panjang tergerai tidak karuan, sebagian menutupi wajahnya.
“Sshh.. Lisaa.. Sakiitt” gumam Susan lirih sambil menatap ke arahku dengan pandangan yang nanar dan putus asa, sepertinya Susan masih tidak percaya kalau saat ini kegadisannya telah terenggut, sesekali matanya terpejam menahan sakit, saat Axle terus menghujamkan batang penisnya dan memompanya dengan kasar.
Sementara di sebelah kiriku, Paul masih sibuk menggerayangi tubuh mulus Aneke, melumat bibirnya, mengulum dan sesekali menggigit puting buah dadanya, lalu Paul berdiri dan memposisikan tubuhnya di antara selangkangan Aneke, mengeluarkan kemaluannya dan mulai mengesek-gesekannya ke bibir kemaluan gadis itu.
“Dari dulu gua sudah ingin nidurin luh, makanya jangan sombong, gua jebol vagina lu sekarang..!!” gumam Paul sambil memandangi wajah Aneke yang cantik.
Lalu Paul meludahi telapak tangannya sendiri dan mengurapinya ke kepala penisnya, kemudian dia mulai mengarahkan batang kemaluannya yang sudah licin itu ke dalam vagina Aneke dan mendorongnya dengan perlahan, batang penis Paul masuk sedikit demi sedikit sampai akhirnya amblas seluruhnya ke dalam liang kewanitaan Aneke, raut muka Paul tampak menunjukkan kenikmatan yang luar biasa, saat seluruh batang penisnya terbenam di liang kemaluan gadis itu, matanya sampai terpejam sementara tangannya menarik syal yang melilit di leher jenjang Aneke.
“Oughh.. Ssakitt..” gumam Aneke mulai tersadar dari pingsannya. Aneke kaget bukan kepalang saat sadar ada yang menindih tubuhnya, gadis itu berusaha sekuat tenaga mendorong tubuh Paul yang menindih tubuhnya, tapi terlambat, batang penis Paul sudah menyeruak masuk dan terbenam seluruhnya ke dalam liang kemaluannya yang memang sudah tidak perawan lagi.
“Aahh.. Perihh.. Kak.. Lisaa..!!” keluh Aneke sambil memalingkan wajahnya ke arahku saat Paul mulai memompa tubuhnya, tubuh Aneke berguncang beberapa kali sebelum akhirnya Paul menghentikan pompaannya.
“Payah lu Ke.. Cantik cantik tapi sudah jebol..” sungut Paul kecewa sambil melepaskan batang penisnya dari dalam liang kemaluan gadis itu.
“Ouhh..” Aneke mendesah pelan sambil memejamkan matanya saat penis Paul terlepas dari vaginanya.
“xle, gantian dong.. Gua juga ingin ngerasain cewek item manis yang seksi itu” ujar Paul sambil menghampiri Axle.
“oke..” sahut Axle setuju, lalu melepaskan batang kemaluannya dari vagina Susan, sekarang gantian Paul yang memompa tubuh Susan.
Dia menaikan kedua kaki gadis itu ke atas pundaknya dan mulai memaju mundurkan pantatnya, membuat Susan makin menjerit jerit kesakitan karena Paul memompanya dengan sangat kasar. Tiba tiba aku merasakan tubuhku terdorong ke depan dan selangkanganku terasa sakit, rupanya saat ini Axle sedang berusaha memasukkan batang penisnya ke dalam liang vaginaku.
“Ouhh.. Jangaann.. Sakitt..!!” aku melenguh pelan saat Axle menghujamkan batang kemaluannya dan mulai memompa vaginaku.
Beberapa saat kemudian Axle melepaskan penisnya dari kemaluanku dan berjalan menghampiri tubuh Aneke yang saat itu kembali menjerit jerit ketakutan, tapi rupanya Axle sudah tidak peduli, dia langsung menyergap tubuh Aneke dan memasukkan batang penisnya dengan paksa ke dalam liang vagina gadis itu, kemudian mulai memompanya sambil tangannya memegangi pinggang Aneke
“Oughh.. Perihh.. Sshh.. Sakiitt.. Kak.. Lisaa.. Aneke diperkosa lagi.. Kak.. Sshh” ucap Aneke lirih menatapku sambil menangis.
“Ahh..” aku terpekik pelan saat tangan Axle hinggap di selangkanganku dan mulai memasukan jarinya ke dalam liang vaginaku, aku berusaha menggeser tubuhku, menjauhkan kemaluanku dari tangannya, tapi sia sia karena saat ini kedua tangan dan kakiku terikat dengan erat, aku hanya bisa menangis dan tertunduk tak berdaya saat Axle menyetubuhi Aneke sambil mengocok liang vaginaku dengan jarinya.
Hari itu kami di perkosa secara bergiliran oleh mereka, bergantian mereka menggarap tubuhku, tubuh Aneke, Susan dan sesekali mereka juga menyetubuhi tubuh Alfa yang saat itu sudah kembali pingsan karena tidak kuat menahan sakit yang mendera kemaluannya.
Aku sudah sangat lemah saat kudengar Axle menggeram di sebelahku, tubuhnya bergetar hebat, dia menghentakan pantatnya ke arah depan, menghujamkan seluruh batang penisnya di dalam liang kewanitaan Aneke, sementara kedua tangannya mencengkeram rambut Aneke.
“Jangan.. Lepaskan.. Jangan.. didalam..!!” jerit Aneke lemah dan putus asa, kepalanya tertunduk dan tangannya memukul-mukul permukaan meja saat Axle memuntahkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang rahim Aneke.
Bersamaan dengan itu kudengar Susan menjerit histeris, rupanya Paul juga sudah berejakulasi di dalam liang vaginanya, cairan putih kental bercampur dengan darah perawan Susan tampak berlelehan di sekitar bibir kemaluannya saat Paul mencabut batang penisnya dari liang vagina gadis itu. Susan masih menangis sesenggukan saat tiba tiba dari arah luar terdengar bunyi gaduh, Axle yang saat itu masih membetulkan letak celananya berpandangan dengan Paul.gairahsex.com Seketika mereka berlari memburu ke arah datangnya suara gaduh tersebut, sesaat kemudian terdengar jeritan seorang perempuan disertai dengan bentakkan Paul beberapa kali sebelum mereka kembali masuk ke ruangan sambil menyeret tubuh seorang gadis yang saat itu meronta ronta berusaha melepaskan diri.
“Lepaskan.. Lepaskan..” jerit gadis itu.
Paul dengan reflek membekap mulut gadis itu sambil memeluknya dari belakang, sementara Axle sibuk membongkar dan menumpahkan semua isi tas gadis itu lalu memeriksa barang barangnya satu persatu.
“Namanya Melodie Ul.. Umurnya baru 24 tahun” ujar Axle menunjukan selembar KTP kepada Paul.
“Ngapain lu disini..?” bentak Paul sambil tangannya melepaskan bekapannya dari mulut Melodie.
“Uff.. Tolong.. Lepaskan saya.. Ssaya hanya lewat..” jawab Melodie ketakutan.
“Bohong Ul.. Dia pasti sudah Liat perbuatan kita tadi..” potong Axle.
“Terus gimana dong Xle..?” tanya Paul.
“Ya sudah kita perkosa aja sekalian..!! Lagi pula sayang kalau cewek secantik ini kita lepasin..” seru Axle.
Melodie langsung menjerit ketakutan mendengar perkataan Axle, tubuhnya kembali meronta ronta berusaha melepaskan diri dari dekapan Paul.
“Percuma teriak-teriak, nggak akan ada yang denger suara lu di sini..” seru Paul sambil tetap memeluk tubuh Melodie dari belakang, sementara satu tangannya mulai meremas remas buah dada gadis itu.
“Jangann.. Lepaskan.. Saya.. Saya.. Mohoon.. Saya masih perawan.. Jangan.. Perkosa sayaa.. Tolongg..!!” jerit Melodie makin ketakutan. Sambil kedua tangannya berusaha melepaskan dekapan tangan Paul dari tubuhnya.
“Tapi cepetan Ul, entar kita ketinggalan pesawat” ujar Axle kepada Paul yang saat sedang menciumi leher dan pundak gadis itu.
Rupanya mereka berdua sudah berencana untuk memperkosa kami dan sekarang mungkin mereka hendak kabur ke luar kota atau bahkan ke luar negeri.. Bajingan mereka.. Pikirku dengan perasaan geram.
“Ya sudah.. Langsung lu jebol aja Lex..” jawab Paul.
Lalu tangannya bergerak cepat merobek kaos yang dikenakan oleh Melodie, kemudian merenggut branya hingga terlepas sambil tangan yang satunya tetap memeluk tubuh Melodie dari belakang, sementara Axle dengan beringas berusaha melucuti celana jeans yang dikenakan oleh Melodie, memelorotkannya dan menariknya hingga terlepas dari kedua kakinya, sehingga saat ini Melodie hanya tinggal mengenakan celana dalamnya saja.
Tubuh mulusnya sudah terbuka saat Axle mengangkat kedua belah kaki gadis itu sebatas pinggangnya dan memposisikan tubuhnya diantara selangkangan Melodie, sekarang posisi tubuh Melodie tampak menggantung di antara tubuh Paul dan Axle, Melodie menjerit jerit dan mulai menangis saat Axle menyingkapkan celana dalamnya ke arah samping dan mulai menghujamkan batang penisnya ke liang vagina Melodie yang kering kerontang itu.
“Jangan.. Jangan.. Perkosa saya..!!” pinta Melodie memelas sambil meronta berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan Paul, kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sehingga rambut panjangnya yang menjuntai ke bawah itu ikut tersibak.
“Cepetan Xle.. Abis itu gantian gua..” ujar Paul sambil tetap menopang tubuh Melodie.
“Iya.. Tapi sempit banget nih cewek..” jawab Axle sambil terus mendorongkan penisnya ke dalam liang kewanitaan Melodie, membuat gadis itu makin menjerit dan meronta kesakitan, kakinya melejang lejang berusah lepas dari cengkeraman tangan Axle, sementara kedua tangannya menggapai dan meraih leher Paul berusaha mencari posisi untuk mendorongkan tubuhnya, tapi semuanya itu sia sia karena tenaga Axle dan Paul lebih kuat dari tenaganya.
“Arghh.. Saakitt.. Lepaskann.. Sakitt..!!” jerit Melodie parau, lalu menggigit bibirnya sendiri, matanya membeliak menahan sakit yang mendera selangkangannya, seluruh urat-uratnya menegang, kepalanya terdongak dan tubuhnya melenting ke atas sambil kedua tangannya makin erat merangkul leher Paul, saat Axle berhasil menghujamkan seluruh batang penisnya dan membenamkannya dalam-dalam ke liang vaginanya.
“Periihh..” rintih Melodie pelan sambil menangis meratapi kegadisannya yang telah direnggut paksa oleh Axle.
Tubuh Melodie terguncang-guncang dengan keras, membuat buah dadanya yang indah dan besar itu juga ikut menggeletar saat Axle memompanya dengan kasar. Batang penisnya tampak bergerak maju mundur bergesekan dengan celana dalam Melodie yang tersingkap ke samping, tiba tiba tubuh Axle menegang, dia melepaskan kedua tangannya dari kaki Melodie dan langsung merengkuh pinggang gadis itu, kemudian menariknya ke atas dan mendesakkan tubuhnya sendiri ke arah selangkangan Melodie supaya batang penisnya dapat melesak dan terbenam lebih dalam di liang vagina gadis itu, Axle mendengus keras saat penisnya memuncratkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang kewanitaan Melodie.
Melodie hanya melenguh pelan saat merasakan cairan sperma Axle memenuhi liang rahimnya, darah perawan Melodie tampak menetes dari bibir kemaluannya saat Axle mencabut batang penisnya dan bertukar posisi dengan Paul yang sudah bernafsu untuk menggagahi tubuh telanjang Melodie.
Paul masih sempat merobek celana dalam gadis itu dan melemparkannya ke arah Aneke sebelum dia mulai memperkosa dan menyetubuhi tubuh indah Melodie..
Akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan kami dengan tawa penuh kemenangan, saat itu kami benar-benar tidak berdaya, kami hanya bisa menyesali peristiwa naas ini, menangis dan berpelukan satu sama lain, berharap semoga kami tidak sampai hamil akibat perbuatan mereka.
Dalam hati aku memaki dan menyumpahi mereka, mudah mudahan suatu saat kelak, anak, istri atau keluarga mereka akan merasakan bagaimana sakitnya diperkosa..,,,,,,,,,,,,,,
E N D

Related posts