Modal Dick Doank

Modal Dick Doank
Namaku Iwan, 23 tahun. Ceritanya aku
mulai ketika aku baru saja diterima kerja di sebuah Travel Agent di
Ruko kawasan Mangga Dua Jakarta. Terus terang, aku baru saja lulus dari
kuliahku di AKPAR di Jogja. Aku baru lulus bulan Juli 2017. Terus, aku
sudah berusaha melamar kerja di Travel Agent di Jogja, tapi tidak
satupun yang mau menerimaku. Akhirnya aku berkelana ke Jakarta, aku
kost di kawasan Kemayoran bersama temanku yang sudah lebih dulu ke
Jakarta dan juga lebih dulu bekerja di Jakarta. Sampai akhirnya, bulan
Desember aku berhasil bekerja di Travel Agent, tempatku sekarang
bekerja.
Nah, di hari pertamaku kerja, aku datang pagi-pagi
sekali ke kantor. Kata Bos baruku, aku harus datang jam 8.30 pagi,
yaa.., aku pergi dari rumah jam 7.00, takut kalau-kalau ada macet di
jalan, paling tidak dalam dua jam aku sampai di kantor baruku. Ternyata
di luar dugaan, aku tiba pukul 7.30. Sial, aku pikir, tahu begini,
lebih baik aku pergi jam delapan. Dan ternyata kantorku juga belum
buka. Aku nongkrong saja di depan kantorku. Tidak berapa lama, ada
cewek yang sedang membuka rolling door ruko di sebelah kantorku. Ah
daripada nongkrong sendirian, lebih bagus nongkrong berdua, pikirku.
“Hai.., baru buka kantor ya?”, tanyaku berbasa-basi.
“Iya..”, jawabnya ramah.
“Kantor kamu kantor apa sih”, tanyaku, sebab di depan kantornya, tidak ada satupun papan nama yang menjelaskan nama kantor itu.
“Cargo Agent”, katanya sambil mendorong pintu kantornya ke samping.
Melihat dia kesulitan mendorong pintu, akupun membantu mendorongnya, ” Kamu karyawan baru di kantor sebelah ya..?”, tanyanya.
“Iya.., eh kenalin, saya Iwan”.
“Eryani..”, jawabnya sambil tersenyum.
Sebelumnya,
aku mau kasih gambaran gimana Eryani ini. Doi kulitnya putih, matanya
sipit, rambutnya panjang sebahu, pipi tembem, tingginya sehidungku,
atau kira-kira 160 cm,badannya agak berisi, payudaranya berukuran
sedang, normal. Aku suka bentuk pinggul, pantat dan betisnya, aduhai
sekali.
Pagi itu Eryani memakai Blazer Hitam dengan dalaman kaos
putih dan rok berbahan kaos selutut dengan belahan samping, menampakkan
sedikit pahanya yang putih mulus. Dan juga dia agak bungkuk badannya,
kata orang-orang sih, kalau agak bungkuk, nafsunya besar!
Dan
akhirnya sambil menunggu pintu kantorku buka, akupun ngobrol dengan
Yani, dia di kantor itu bekerja sebagai accounting. Dia yang membawa
kunci pintu kantor, sebab dia tinggal di kost-kostan di Mangga Dua
juga, dan dia datang selalu jam 8.00 pagi. Eryani orangnya baik, nikmat
jadi teman ngobrol. Orangnya cepat akrab dan terbuka. Aku jadi terasa
bersemangat ngobrol dengan dia. Apalagi orang-orang kantornya datang
tidak on time, orang-orang kantornya baru datang 15 menit kemudian,
jadi aku bisa berdua dengannya. Dan dia membuatkan teh panas untukku,
apa tidak asyik tuh. Eryani ternyata juga merantau sepertiku, dia
berasal dari Pontianak. dia juga dulu kuliah di Jogja sepertiku, dan
hal inilah yang membuat kami dapat cepat akrab.
Sampai akhirnya
jam sudah menunjukkan 8.30, tapi aku belum melihat satupun orang
kantorku yang datang. Jadi aku terus ngobrol dengan Eryani. Dari Eryani
aku tahu kalau kantorku ternyata buka jam 9.00, dan kunci kantorku
selalu dibawa oleh bagian Accounting, Ani namanya, yang juga kost di
sekitar Mangga Dua. Ya sudah, aku terus saja ngobrol. Sampai akhirnya
jam 9.00 baru aku keluar dari kantornya, sebab, selain kantorku buka
jam 9.00, aku juga tidak enak lama-lama gangguin Eryani kerja.
Hari
pertama di kantor membuatku stress bukan main. Ternyata banyak yang
harus aku pelajari lagi. Siangnya, aku makan siang cepat-cepat, dan
kembali bekerja. Sorenya, aku senang sekali, akhirnya jam pulang kantor
tiba juga. Aku lewati kantor Eryani, tapi aku malas masuk menyapanya,
sebab hari itu aku sudah pusing sekali, ingin cepat-cepat pulang dan
tidur!
Besoknya, aku pergi dari rumah jam 8.00 dan sampai di
kantor sekitar jam 8.30, aku mampir dulu ke kantor Eryani, dan ternyata
dia masih sendiri, orang-orang kantornya belum ada yang datang. Akupun
mulai bercerita mengenai pengalaman hari pertama kerja. Aku curhat ke
dia kalau aku stress sekali di hari pertama. Dia memberi dorongan
kepadaku supaya aku tidak mudah menyerah, maju terus pantang mundur.
Pokoknya, dia betul-betul memberi support, sehingga aku bisa semangat
lagi bekerja, walaupun sore hari pulang kerja aku masih saja suka
pusing. Tidak terasa sudah sebulan bekerja, ketika malam minggu,
iseng-iseng aku mengajaknya jalan dan makan-makan, pertama dia menolak.
Tapi aku maju terus pantang mundur mengajaknya jalan, dengan alasan
jalan-jalan untuk menghilangkan stress dan mentraktir dia dengan gaji
pertamaku, akhirnya dia mau juga.
Hari sabtu, aku dan dia pulang
kerja jam 14.00, kami langsung ke M2M, nonton film yang jam lima sore,
terus makan-makan di restoran Pizza. Tadinya dia kelihatan kaku ketika
jalan berdua denganku, tapi lama-kelamaan, dia mulai terbiasa, dan saat
kugandeng tangannya, dia cuek. Sampai akhirnya jam setengah delapan
malam, kuantar dia ke kostnya.
Ternyata di luar sedang hujan,
dan kami berlari-lari masuk ke dalam bajaj. Saat itu di dalam bajaj,
kami berdua menggigil kedinginan basah karena hujan dan terkena angin
malam yang dingin sekali. Sampai di kostnya, aku di ajaknya masuk ke
kamarnya. putri77.com Tempat kost Eryani sepi sekali, kata Eryani, kalau hari Sabtu
banyak yang pergi, ada yang pulang ke Bandung, ke Bekasi, ke Tangerang
dll. Akupun masuk ke kamarnya yang hanya 3×3 itu dengan kamar mandi di
dalam. Eryani menyuruhku tinggal dulu sampai hujan reda.
Sementara
Eryani mandi, aku di kamarnya hanya menonton TV. Selesai mandi, dia
mengenakan daster selutut berwarna putih. Aku bisa melihat bayangan
badannya di dalam daster, bra dan celana dalam putih yang dikenakannya.
Melihat pemandangan indah itu, yang sebelumnya penisku menciut karena
kedinginan, tiba-tiba langsung tegap! Aku tidak berkedip memadang
Eryani, dan Eryani tahu kalau aku memandangi tubuhnya, dia langsung
mengalihkan perhatianku.
“Wan, sono dah mandi, entar masuk angin loh..”.
“Trus, entar abis mandi pakai apa?”, tanyaku.
“Pake kaosku saja tuh, sama celana pendekku, nih handuknya!” katanya sambil melempar handuk ke arahku.
Jadilah
aku mandi dan memakai pakaiannya. Celananya ternyata pendek sekali, aku
jadi agak risih memakainya, tapi daripada memakai celana panjangku yang
basah karena hujan, lebih baik memakai yang kering. Selesai mandi, dia
sudah menyajikan teh hangat dan kue kering. Lumayan untuk menghangatkan
badan. Kemudian aku melihat album-album fotonya, aku godain dia melihat
foto-fotonya waktu kecil yang punya tompel di pipinya dan sekarang
sudah dioperasi.
Ketika membolak-balik foto-fotonya, tiba-tiba
aku baru sadar, dasternya agak terangkat ketika dia duduk dan
memperlihatkan pahanya yang putih itu. Aduh, lagi-lagi penisku tegang
dan untungnya masih ketutupan sama album foto Eryani. Akhirnya, karena
posisiku tidak enak, album foto kuletakkan saja di lantai, kulihat
celanaku sudah menonjol gara-gara penisku yang berdiri tegang. Aku coba
rileks saja dan ngobrol apa saja dengan Eryani.
Sementara di luar hujan masih saja deras, jam sudah menunjukkan 10.30. Aku sudah merasa tidak enak sama Eryani, tapi aku stay cool saja. Sementara Eryani sendiri kelihatan sudah mulai mengantuk, tiba-tiba dia merebahkan kepalanya di pahaku.
Kuelus-elus
rambutnya lembut, dia memejamkan matanya. “Wan, saya sudah ngantuk nih,
lu nginep saja deh disini.., Hoooahh (Eryani menguap), temenin saya
yah..”, katanya sambil masih memejamkan matanya.
“Iya deh”, kataku
sambil terus mengelus-elus rambutnya. Tidak beberapa lama, mungkin
karena tidak enak posisinya, dia menggerakkan kepalanya dan tidak
sengaja kena penisku (yang masih tegang), “Ee.., eh.., adik tidur
yaa..” katanya sambil tangannya mengusap penisku, dan ini membuatku
sangat terkejut setengah mati.., Kali’ dia tidak sadar, atau sedang
mengigau barangkali, pikirku.
Aku belum juga mengantuk, dan
Eryani terus terlelap, tidur seperti orang mati. Lama-kelamaan, capek
juga pahaku menahan kepalanya, segera kugendong badannya (yang ternyata
berat setengah mati) ke kasur. Kutidurkan dia di kasur. Tapi, tidak
sengaja, dasternya tersikap, dan tampaklah celana dalamnya yang putih
dan pahanya yang mulus, membuatku sangat terangsang. Mau kututup
pahanya, tapi sayang, kapan lagi aku bisa melihat pemandangan begini.
Ini momentnya tepat sekali.
Kuelus pahanya, betul-betul mulus
dan lembut. Kucium lembut pahanya, mulai dari lututnya hingga ke atas
mendekati selangkangannya. Kulihat Eryani masih terlelap tidak
bergeming, akupun mulai berani merenggangkan kakinya, sehingga
selangkangannya terbuka, dan kutekuk lututnya, sehingga sekarang
selangkangannya sudah betul-betul terbuka. Kucium bagian paha sekitar
selangkangannya. Kucium celana dalamnya. Ingin aku merasakan daging di
balik celana dalamnya.
Dengan hati-hati sekali, kugeser pinggir
celana dalam sebelah kiri ke arah kanan. Dan aku mulai terangsang hebat
ketika kulihat daging berbentuk bibir berwarna merah kecoklatan itu
terlihat. Sambil tanganku menahan pinggir celana dalamnya, kucium
lembut vaginanya yang berbulu lebat itu. Nyum.., nikmat sekali rasanya
ketika lidahku mulai menjilat-jilat lubang kemaluannya itu.
Kujilat-jilat bibir di kiri dan kanannya, kupakai kedua tanganku untuk
membuka bibir yang menutupi bagian dalam vaginanya itu dan kemudian
mulai menjilati clitorisnya.
Kumainkan terus lidahku di daerah
sensitif vaginanya. Ternyata, Eryani mulai merasakan kenikmatan
permainanku, nafasnya mulai tak beraturan. Terus kujilati vaginanya
yang basah itu oleh air liurku. Sampai akhirnya aku merasa ada cairan
hangat keluar dari vaginanya.
Akupun berhenti menjilatnya, lagian
leherku juga sakit dengan posisiku yang tengkurap sambil menjilat
vaginanya. Sambil berdiri, kulihat penisku masih berdiri dengan
gagahnya. Kupikir, kalau aku memasukkan batangku ke vagina Eryani,
pasti dia akan terbangun dan mungkin akan mengusirku, itu sama saja
dengan memperkosa, jadi terpaksa aku keluarin di kamar mandi. Aku
keluar sampai tiga kali di kamar mandi, kalau aku bayangkan enaknya
vagina Eryani dan kalau saja aku bisa memasukkan penisku di dalam
lubangnya yang hangat.
Setelah itu, peniskupun tidur kecapean,
tidur di lantai yang beralaskan karpet. Ternyata, aku tidak bisa
terlelap tidur, jam 5.00 pagi aku terbangun, dan susah untuk tidur
kembali. Kulihat Eryani masih terlelap di tempat tidur. Kuhampiri dia,
dan kutatap wajahnya yang polos tanpa make up itu. Wajahnya terlihat
cantik ketika tidur. Kukecup pipinya mesra. Dia masih tetap terlelap.
Kukecup bibirnya yang agak tebal. Lembut sekali. Kuisap-isap lembut
bibirnya, seperti aku mengisap-isap sebuah permen yang kenyal. Birahiku
mulai timbul lagi. Sambil terus memainku bibirnya di bibirku, tanganku
mulai merayap ke arah payudaranya, kuremas-remas payudara yang padat
namun lembut dan kenyal itu. Gila benar nih, aku sudah terangsang
sekali. Ingin aku mengulangi perbuatanku tadi malam.

Tapi,
tiba-tiba Eryani terbangun, dia mengusap-usap matanya, dan melihatku
seperti tak percaya kalau aku sekarang berada di sisinya. Tanpa
kusadari, tanganku masih berada di atas payudaranya. Belum sempat dia
berkata apa-apa, kukecup lagi bibirnya dengan lembut, “Selamat pagi
Yani”, kataku. Dia masih belum sadar juga rupanya dan mengguman tak
jelas. Kukecup lagi bibirnya, dan kali ini kuisap-isap bibir itu.
Eryani sepertinya merasakan kenikmatan (antara sadar dan tidak sadar),
dia hanya diam dan menikmati.
Sambil kumainkan bibirnya dengan
bibirku, aku mulai memainkan tanganku di payudaranya, kuremas-remas
lembut payudaranya yang berukuran 32B itu. Sekali, kulepaskan kecupanku
di bibirnya, dan kuhujani pipinya dengan kecupanku, dan saat aku
kembali mengulum bibirnya, dia mulai membalas permainanku. Aku
memberanikan tanganku mengarah ke selangkangannya, dan mulai
mengusap-usap selangkangan yang hangat itu. Mula-mula aku mengusap-usap
celana dalamnya, dan setelah beberapa lama kami pelukan, mulai
kuberanikan memasukkan jariku dari sela-sela celana dalamnya dan
menyentuh vaginanya yang basah itu. Aku mainkan jari tengahku di
sekitar clitorisnya. Licin sekali rasanya vagina Eryani.
Permainan
jariku membuatnya menggelinjang, pinggulnya bergerak-gerak seirama
dengan gerakan tanganku. Aku ingin melakukan lebih jauh lagi, dan
kuhentikan aktivitasku, sambil kutatap matanya, kutarik daster yang
dipakainya ke arah atas, dan dia seakan mengerti dengan maksudku, dia
menaikkan pinggulnya sehingga daster dapat dengan mudah melewati
pantatnya hingga akhirnya lepas dari tubuhnya.
Kulepas kancing
BH diantara 2 cupnya. Kini, yang ada di depanku adalah tubuh putih
mulus seorang gadis yang hanya mengenakan celana dalam dengan tatapan
penuh menantang. Segera kuisap puting payudaranya yang berwarna coklat
kemerahan itu, sementara tangan kananku kuselipkan ke dalam celana
dalamnya dan kembali kumainkan clitorisnya. Kali ini Eryani betul-betul
merasakan terangsang dan keenakan yang luar biasa, ini bisa kurasakan
dari nafasnya yang makin tidak teratur dan desahan-desahan kenikmatan.
Bentuk buah dada Eryani memang betul-betul bagus, masih kencang dan
tidak terlalu kecil.
Kemudian, setelah beberapa saat, Eryani
merintih kencang, hampir setengah berteriak dan otot-otot badannya
seperti mengejang, sepertinya dia telah orgasme.
Dan tak beberapa
lama, dia menghembuskan nafas panjang, “Iwan…, nikmat banget.., Kamu
memang betul-betul..”, belum selesai dia mengucapkan kata-katanya,
segera kukecup bibirnya yang seksi itu.
“Kamu mau merasakan yang
lebih hebat lagi..”, kataku sambil berdiri dan mulai melepaskan
pakaianku. Dan ketika celanaku kubuka, penisku yang sejak tadi sudah
mendesak di celanaku, langsung menunjuk ke depan, besar, tegang dan
siap untuk memasuki liang kewanitaannya. Mata Eryani tidak berkedip
melihat tubuhku yang bugil, dan tangannya mengusap-usap penisku.
“Ya
ampun.., besarnya..”, kata Eryani dengan mata tak berkedip. Dia kulum
bibirku sambil tangannya terus mengelus-elus barangku yang besar itu.
Kemudian, dia mencium penisku.
“Yan, berani tidak kamu isep?”,
tanyaku menantang. Pertama, dia jilati kepala penisku dengan lidahnya
yang mungil. Kemudian, dia mulai berani memasukkan penisku ke dalam
mulutnya, walaupun hanya kepala penisku saja, dan dia mulai mengisap
maju mundur. Aku merasakan kegelian sekaligus nikmat.
Tak
beberapa lama, aku mulai bosan dengan hisapannya, aku tahu ini pertama
kalinya dia mengisap penis lelaki, dan dia belum begitu mahir
melakukannya. Kemudian, kusuruh dia tidur di tempat tidur, dengan
pantat berada di pinggir tempat tidur. Kulepas celana dalammya yang
sejak tadi belum dilepas. Dan aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang
telah kembali menguncup itu. Kujilat cairan putih yang telah mengental
di pinggir liang surganya. dia merasakan keenakan dan mulai mendesah
keenakan. vaginanya mulai basah kembali oleh ludahku dan kurasakan
vaginanya telah membesar.
Sebelum dia kembali orgasme, dengan
berdiri di atas lututku, aku memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang
hangat. Belum ada seperempatnya senjataku masuk, dia merasakan pedih.
Kusuruh dia memberi air ludahnya di kepala penisku, supaya penisku
basah dan mudah masuknya, kemudian kucoba memasukkan lagi, dan dia
kembali merintih sakit. Kutenangkan dia dan menyuruhnya untuk rileks,
dan aku coba kembali, kali ini aku mencoba menyoblosnya dengan cepat,
kutarik pinggulnya ke arahku dan kudorong pantatku ke depan dengan kuat.
“Bless”.
Akhirnya terbenam semua, dan kulihat wajah Eryani yang menahan sakit.
Supaya dia tak lama-lama merasakan sakit, segera kumaju-mundurkan
penisku di dalam liang vaginanya. Terasa hangat dan ketat sekali vagina
Eryani ini. Lama-kelamaan, genjotan penisku mulai lancar, dan aku
sampai memejamkan mataku merasakan keistimewaan vagina Eryani.
Kami
saling mendesah dan merintih keenakan. Saking cepatnya aku menggenjot,
sampai kasur yang ditidurinya ikut bergerak hebat. Lama-kelamaan aku
tak tahan lagi, segera kutarik keluar penisku dan mulai menembakkan
isinya ke paha Eryani dan ke kasur, aku kocok penisku sendiri dan aku
merasakan sensasi yang sangat dahsyat, seluruh tubuhku mengejang,
hingga akhirnya seluruh cairan spermaku sudah habis, tapi aku belum
merasa capek.
Segera aku ke kamar mandi dan membersihkan
penisku, dan aku kembali lagi menggenjot Eryani. Kali ini, penisku
bertahan lama sekali, hingga Eryani orgasme, aku belum keluar juga.
Sampai akhirnya Eryani orgasme yang ketiga kalinya, baru aku ikut
Orgasme. Setelah itu, kami berdua tidur dengan nyenyak dengan tubuh
telanjang.
Saat ini aku masih sering memikirkan kejadian itu,
kok bisa-bisanya dengan mudah aku dapat merengut kegadisan Eryani,
mungkin juga memang aku sedang lucky. Tapi, yang penting setelah saat
itu aku dapat bebas ber-making love dengan Eryani. Kami berdua
suka melakukan eksperimen, mencoba gaya-gaya baru, yang kami lihat dari
film BF berdua di kamar Eryani. Eryani mudah sekali terangsang kalau
aku sudah mengisap payudara dan vaginanya, apalagi kalau lagi sedang
menonton BF. Supaya permainan kami aman, aku dan Eryani suka membeli
persediaan kondom.
Satu hal yang aku perhatikan, Eryani semakin
hebat dalam melakukan hubungan seks, dia mulai pintar melakukan oral
seks dan mulai bebas mengeluarkan suaranya ketika dia orgasme, padahal
kami melakukannya di kamar kostnya yang hanya di batasi sebuah tembok
dengan kamar sebelahnya, dia dengan enaknya berteriak setiap kali dia
mencapai orgasme. Pokoknya, hidup serasa nikmat setiap kali aku
berhubunga dengannya, apalagi kami dalam berhubungan badan sama-sama
gilanya, hampir setiap hari, biasanya sepulang kerja aku mampir ke
kostnya dan sebelum pulang pasti dia minta “ditusuk” (itu istilah kami
berdua).
Pernah suatu saat, aku tidak masuk kerja karena ada
urusan keluarga, dan malamnya dia menelepon supaya aku besok datang jam
7.00 ke kantor, karena dia kangen untuk ditusuk dan dia punya surprise
untukku.
Besoknya, jam 7 pagi aku datang dan dia sudah menunggu
di dalam kantornya. Rolling door kantor dibukanya sedikit, dan di dalam
kantor, begitu aku masuk, tanpa ba-bi-bu, dia langsung mengulum
bibirku, dan menyuruhku duduk, sementara dia duduk di atas meja.
Lalu
dia menyuruhku menebak, kejutan apa yang dia siapkan untukku. Tentu
saja aku tidak tahu, dan aku jawab saja asal-asalan, sampai akhirnya
dia kesal sendiri, dan dibukanya rok mini yang dipakainya, tampaklah
selangkanganya yang tanpa mengenakan celana dalam dan bersih dari
rambut.
Ternyata dia mencukur habis semua bulu vaginanya. Aku tentu
saja senang melihatnya dan penisku kontan langsung berdiri sampai
celanaku terasa sesak sekali. Seperti biasa, sebelum minta ditusuk, dia
ingin vaginanya dijilat-jilat dulu olehku. Dan akupun mulai menciumi
bibir-bibir vagina yang berwarna kemerahan. Aku suka sekali dengan bau
khas vaginanya, yang membuatku ingin terus mencium vaginanya.
Kujilat-jilat bagian dalam bibirnya, dan mulai kujilat clitorisnya.
Kadang kuvariasikan dengan isapan-isapan di clitorisnya. Tidak beberapa
lama, setelah vaginanya basah, aku mulai membuka ritsluitingku dan
memasukkan penisku ke dalam vaginanya.
Kami berdua bercinta atas
meja di dalam kantornya. Dia tidak cukup sekali orgasme, dia selalu
minta nambah, dan aku selalu dapat memenuhi keinginannya itu. Aku
merasa seksi sekali bercinta dengannya di atas meja, apalagi ketika
kami melakukan gaya doggy style. Aku dan Eryani di atas meja masih
dengan berpakaian lengkap. Kemudian aku duduk di kursi, dan dia
menindihku dari atas.
Pagi itu, kami sangat puas sekali, sebab selain di kamar kostnya, making love di kantor Eryani baru kali ini kami lakukan dan tidak ketahuan siapa-siapa. Tapi, tentu saja making love di kantor tidak kami lakukan terlalu sering, sebab aku tidak terlalu suka pergi pagi-pagi sekali dari rumah ke kantor.
Sampai
akhirnya, akhir bulan April, kantor Eryani bangkut, karena ada masalah
keuangan dengan penanam modalnya, sehingga semua karyawannya
diberhentikan. Dan ketika Eryani sibuk mencari-cari pekerjaan,
tiba-tiba dia mendapat panggilan pekerjaan dari kokonya di Penang.
Akhirnya
tanggal 26 Mei, Eryani pergi ke Penang. Terus terang, aku merasa sedih
sekali atas kepergiannya, dan aku tahu diapun juga merasakan demikian.
Tapi apa dayaku, kalau untuk mengawininya, aku belum cukup modal alias kere yg aku punya cuma kontol ini untuk membahagiakannya
Jadi,
tidak ada alasan bagiku untuk bisa menahannya terus di Jakarta. Sampai
saat kepergiaannya, di bandara aku memeluknya dan memberikan ciuman
selamat tinggal, sebab dia akan lama sekali tinggal di Penang, dan
mungkin tidak akan kembali lagi ke Jakarta. Kalaupun dia balik ke
Indonesia, dia akan balik ke Pontianak, tempat ayah ibunya berada.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts